Sifat cemburu adalah naluri manusia yang sulit untuk dibendung. Ada yang beranggapan bahwa wanitalah yang paling pencemburu. Cemburu merupakan gejala fitrah, wajar dan alamiah dari seorang sebagai rasa cinta, sayang dan saling memiliki, melindungi, dan peduli. Cemburu juga ialah kebencian seseorang untuk disamai dengan orang lain dalam hak-haknya, dan itu merupakan salah satu akibat dari buah cinta.
Adapun cemburu yang muncul dari naluri seseorang itu sangatlah wajar, dan masih terpuji selama tidak berlebihan sampai pada batas yang diharamkan. Sebaliknya, cemburu yang tidak beralasan (tercela) justru menjadikan pemiliknya menerima celaan. Cemburu ini adalah kecemburuan yang buta, yang hanya berdasarkan pada persangkaan jelek yang tak ada dalam kenyataan.
Aisyah adalah wanita yang sangat rentan cemburu,. Suatu hari Rasulullah menegurnya, namun dengan penuh bijaksana dia menjawab, “Bagaimana aku tidak cemburu terhadap orang seperti engkau?”
‘Aisyah ra berkata, “Aku tak pernah cemburu kepada salah satu istri Rasulullah sebagaimana kecemburuanku kepada Khodijah, karena Rasulullah saw selalu menyebut dan memujinya, bahkan Rasulullah saw mendapat wahyu yang memberi kabar gembira bahwa di surga disediakan untuk Khodijah rumah dari bambu.” (HR. Bukhari).
Rasulullah pernah bertanya kepada ‘Aisyah ra, “Apakah engkau pernah cemburu?” ‘Aisyah menjawab, “Bagaimana mungkin orang seperti diriku ini tidak merasa cemburu jika memiliki suami seperti dirimu.” (HR. Ahmad).
Rasulullah pernah bertanya kepada ‘Aisyah ra, “Apakah engkau pernah cemburu?” ‘Aisyah menjawab, “Bagaimana mungkin orang seperti diriku ini tidak merasa cemburu jika memiliki suami seperti dirimu.” (HR. Ahmad).
beberapa nasihat yang perlu diperhatikan oleh para istri untuk menjaga keharmonisan kehidupan rumah tangga, sehingga tidak ternodai oleh pengaruh perasaan cemburu yang berlebihan.
Seorang isteri hendaklah bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersikap pertengahan dalam hal cemburu terhadap suami. Sikap pertengahan dalam setiap perkara merupakan bagian dari kesempurnaan agama dan akal seseorang. Dikatakan oleh Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha:
“Hai ‘Aisyah, bersikaplah lemah-lembut, sebab jika Allah menginginkan kebaikan pada sebuah keluarga, maka Dia menurunkan sifat kasih-Nya di tengah-tengah keluarga tersebut.”
Dan sepatutnya seorang isteri meringankan rasa cemburu kepada suami, sebab bila rasa cemburu tersebut melampaui batas, bisa berubah menjadi tuduhan tanpa dasar, serta dapat menyulut api di hatinya yang mungkin tidak akan pernah padam, bahkan akan menimbulkan perselisihan di antara suami dan melukai hati sang suami. Sedangkan isteri akan terus hanyut mengikuti hawa nafsunya.
Seorang isteri hendaklah bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersikap pertengahan dalam hal cemburu terhadap suami. Sikap pertengahan dalam setiap perkara merupakan bagian dari kesempurnaan agama dan akal seseorang. Dikatakan oleh Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha:
“Hai ‘Aisyah, bersikaplah lemah-lembut, sebab jika Allah menginginkan kebaikan pada sebuah keluarga, maka Dia menurunkan sifat kasih-Nya di tengah-tengah keluarga tersebut.”
Dan sepatutnya seorang isteri meringankan rasa cemburu kepada suami, sebab bila rasa cemburu tersebut melampaui batas, bisa berubah menjadi tuduhan tanpa dasar, serta dapat menyulut api di hatinya yang mungkin tidak akan pernah padam, bahkan akan menimbulkan perselisihan di antara suami dan melukai hati sang suami. Sedangkan isteri akan terus hanyut mengikuti hawa nafsunya.
Wanita pencemburu, lebih melihat permasalahan dengan perasaan hatinya daripada indera matanya. Ia lebih berbicara dengan nafsu emosinya dari pada pertimbangan akal sehatnya. Sehingga sesuatu masalah menjadi berbalik dari yang sebenarnya. Hendaklah hal ini disadari oleh kaum wanita, agar mereka tidak berlebihan mengikuti perasaan, namun juga mempergunakan akal sehat dalam melihat suatu permasalahan.