Hiasi Malam-Malam Indahmu Dengan Tahajjud, Maka Allah Akan Hadiahkan Sesuatu Yang Paling Indah Untukmu


Bismillahirrahmanirrahim…
Sesungguhnya sudah terbukti bahwa sholat tahajud memiliki keajaiban yang dahsyat jika dilakukan dengan istiqomah, sebab Sholat tahajud memiki banyak sekali manfaat juga keutamaan. sholat tahajud dianggap sebagai ibadah sholat sunnah yang paling istimewa. Telah disebutkan di dalam Al-Qur’an bahwa Sholat Tahajud dapat membuat orang yang mengamalkannya diangkat ke tempat yang terpuji di mata Allah SWT. 
Bahkan, karena banyaknya keutamaan dan manfaat sholat tahajud ini, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan sholat tahajud. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan sholat tahajud semalam pun termasuk saat beliau sakit. Termasuk juga para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam walaupun sudah sangat sepuh, tapi tetap melaksanakan Sholat Tahajud.
Tidak ada satupun jamuan terindah yang diadakan kecuali di sepertiga malam terakhir.
Bila kita dijamu oleh pejabat, penguasa atau orang penting pasti kita senang, apalagi kita dijamu oleh Penguasa langit dan bumi. Jamuan Allah bisa berupa ampunan, pertolongan, kebrkahan dan ketenangan.
Oleh karena itu, mari kita bertekat dengan sungguh untuk menghiasi malam kita dengan tahajud, dengan melakukan ikhtiar:
1. berniat
2. tidur lebih awal
3. jangan terlalu kenyang
4. pasang alarm
5. kuatkan ikhtiar
Inilah beberapa keutamaan Shalat Tahajud yang perlu diketahui agar semangat dalam menjalankan sholat Tahajud . Keutamaan ini disebutkan di dalam beberapa ayat dan hadits, di antaranya:
1. Tahajud merupakan amalan utama setelah Shalat Fardhu.
Disebutkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ.
Artinya: “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari.” (HR Muslim).
2. Tahajud merupakan penyemangat jiwa dan pembersih hati.
Disebutkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيْلٌ فَارْقُدْ! فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللهَ اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأَصْبَحَ نَشِيْطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيْثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ.
Artinya: “Syaitan mengikat di pangkal kepala seseorang darimu saat ia tidur dengan tiga ikatan yang pada masing-masingnya tertulis, ‘Malammu sangat panjang, maka tidurlah!’ Bila ia bangun lalu berdzikir kepada Allah, maka satu ikatan lepas, bila ia berwudhu’ satu ikatan lagi lepas dan bila ia shalat satu ikatan lagi lepas. Maka di pagi hari ia dalam keadaan semangat dengan jiwa yang baik. Namun jika ia tidak melakukan hal itu, maka di pagi hari jiwanya kotor dan ia menjadi malas.” (HR Bukhari).
3. Tahajud lebih tepat untuk khusyu’.
Allah menyebutkan di dalam firman-Nya:
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا
Artinya: “Sesungguhnya bangun pada waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan pada waktu itu lebih terkesan.” (QS Al-Muzzammil [73]: 6).
4. Tahajud waktu yang mustajab untuk berdoa.
Dari Jabir bin ‘Abdillah berkata, ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَـةً، لاَ يُوَافِقُهَا رَجُـلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ.
Artinya: “Sesungguhnya pada malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang muslim memohon kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu, maka Allah pasti akan memberikan kepadanya, dan hal tersebut ada di setiap malam.” (HR Muslim).
5. Tahajud tanda ahli dzikir.
Dari Abu Sa’id al-Khudri menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
مَنِ اسْتَيْقَظَ مِنَ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيْعًا، كُتِبَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ.
Artinya: “Barangsiapa yang bangun di waktu malam dan ia pun membangunkan isterinya lalu mereka shalat bersama dua raka’at, maka keduanya akan dicatat termasuk kaum laki-laki dan wanita yang banyak berdzikir kepada Allah.” (HR Abu Dawud).
6. Tahajud mengantarkan ke surga dengan selamat.
Dari ‘Abdullah bin Salam berkata, “Yang pertama kali aku dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah sabda beliau:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلاَمَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا اْلأَرْحَـامَ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ.
Artinya: “Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali silaturahmi dan shalatlah pada malam hari saat manusia tertidur, niscaya kalian akan masuk ke dalam surga dengan selamat.” (HR At-Tirmidzi).
‘Aisyah isteri Nabi, pernah memberikan nasihat, “Janganlah kalian meninggalkan shalat malam, karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkannya. Jika beliau sakit atau lelah, beliau shalat dalam keadaan duduk.”
7. Tahajud tanda kemuliaan seseorang.
Ini seperti dikatakan Ibnu ‘Abbas, “Kemulian seseorang terletak pada shalatnya pada malam hari dan sikapnya menjauhi apa yang ada pada tangan orang lain.”
8. Tahajud bagaikan shadaqah.
Dari Ibnu Mas’ud menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
فَضْلُ صَلاَةِ اللَّـيْلِ عَلَى صَلاَةِ النَّهَارِ، كَفَضْلِ صَدَقَةِ السِّرِّ عَلَى صَدَقَةِ الْعَلاَنِيَةِ.
Artinya: “Keutamaan shalat malam atas shalat siang, seperti keutamaan bershadaqah secara sembunyi atas bershadaqah secara terang-terangan.” (HR Abu Nu;aim).
9. Dengan Tahajud Membawa Rahmat.
Disebutkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

رَحِمَ اللهُ رَجُـلاً، قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى، وَأَيْقَظَ اِمْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ، فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِيْ وَجْهِهَا الْمَاءَ، وَرَحِمَ اللهُ اِمْرَأَةً، قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ، وَ أَيْقَظَتْ زَوْجَهَا، فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِيْ وَجْهِهِ الْمَاءَ.
Artinya: “Semoga Allah merahmati seorang suami yang bangun di waktu malam lalu shalat dan ia pun membangunkan isterinya lalu sang istri juga shalat. Bila istri tidak mau bangun ia percikkan air ke wajahnya. Semoga Allah merahmati seorang isteri yang bangun di waktu malam lalu ia shalat dan ia pun membangunkan suaminya. Bila si suami enggan untuk bangun ia pun memercikkan air ke wajahnya”. (HR Abu Dawud).
10. Tahajud memberikan rasa aman.
Dari Ibnu Mas’ud menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
أَلاَ إِنَّ اللهَ يَضْحَكُ إِلَى رَجُلَيْنِ: رَجُلٌ قَـامَ فِيْ لَيْلَةٍ بَارِدَةٍ مِنْ فِرَاشِهِ وَلِحَافِهِ وَدِثَارِهِ، فَتَوَضَّأَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ، فَيَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لِمَلاَئِكَتِهِ: مَا حَمَلَ عَـبْدِيْ هَذَا عَلَى مَا صَنَعَ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: رَبُّنَا رَجَاءً مَا عِنْدَكَ وَشَفَقَةً مِمَّا عِنْدَكَ، فَيَقُوْلُ: فَإِنِّي قَدْ أَعْطَيْتُهُ مَا رَجَا وَأَمَّنْتُهُ مِمَّا يُخَافُ.
Artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya Allah tertawa terhadap dua orang, yang bangun pada malam yang dingin dari ranjang dan selimutnya, lalu ia berwudhu dan melakukan shalat (tahajud). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada para Malaikat-Nya, ‘Apa yang mendorong hamba-Ku melakukan ini?’ Mereka menjawab, ‘Wahai Rabb kami, ia melakukan ini karena mengharap apa yang ada di sisi-Mu dan takut dari apa yang ada di sisi-Mu pula.’ Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadanya apa yang ia harapkan dan memberikan rasa aman dari apa yang ia takutkan”. (HR Ahmad)
11. Mempertajam insting kebaikan.
Sahabat Nabi, Ibnu Mas’ud, menjelaskan, “Sesungguhnya di dalam Taurat tertulis, ‘Sungguh Allah telah memberikan kepada orang-orang yang lambungnya jauh dari tempat tidur apa yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia, yakni apa yang tidak di-ketahui oleh Malaikat yang dekat kepada Allah dan Nabi yang diutus-Nya.”

12. Tahajud menjadikan wajah cerah.

Al-Hasan juga pernah ditanya, “Mengapa orang yang selalu melakukan shalat Tahajud wajahnya lebih cerah?” Ia menjawab, “Sebab mereka menyendiri bersama Ar-Rahman (Allah), sehingga Allah memberikan kepadanya cahaya-Nya.”