v Bahan Perpindahan Kalor Kapasitas Kalor

Materi Perpindahan Kalor & Kapasitas Kalor – Kalor merupakan suatu bentuk energi panas yang sanggup dipindahkan dari daerah satu ke daerah lain dengan adanya perbedaan kondisi suhu. Dengan demikian apabila ada dua buah benda berdekatan yang mempunyai suhu berbeda, maka kalor akan mengalir dari suhu yang tinggi menuju ke suhu yang rendah.


 


Perpindahan Kalor


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali menjumpai kejadian perpindahan kalor, contohnya saja ketika kita mencampurkan air panas dengan air dingin. Maka sehabis pencampuran tersebut, terjadi suatu reaksi yakni air tersebut menjelma hangat. Perpindahan kalor sanggup terjadi melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut :


 



  1. Konduksi


Perpindahan kalor dari suatu logam tanpa menghilangkan sifat dan partikel-partikel zatnya disebut dengan istilah perpindahan kalor secara konduksi. Misalnya saja ketika ujung salah satu dari logam dipanaskan, maka serpihan logam lainnya juga akan terasa panas. Hal ini mengatakan bahwa telah terjadi perpindahan kalor secara konduksi, yaitu dari suhu ujung logam yang tinggi menuju ke suhu logam yang rendah hingga berada pada kondisi termal. Jenis benda yang sanggup menghantarkan panas dibagi menjadi dua, yaitu konduktor dan isolator. Dimana untuk konduktor ini ialah jenis benda yang sanggup menghantarkan energi panas dengan mudah, sedangkan isolator jenis benda yang sulit untuk menghantarkan energi panas.




  1. Konveksi


Perpindahan kalor secara konveksi merupakan suatu proses perpindahan energi panas melalui zat yang disertai dengan perpindahan bagian-bagian yang dilaluinya. Perlu diketahui bahwa perpindahan kalor dengan cara konveksi ini sanggup terjadi pada jenis zat cair maupun gas. Adapun perpindahan kalor secara konveksi ini dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :


a. Konveksi Alamiah


Perpindahan kalor dengan cara alamiah ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ialah gaya apung yang disebabkan oleh adanya perbedaan nilai suatu massa jenis benda yang berbeda-beda. Contoh dari konveksi alamiah ini ialah dikala pemanasan air dengan suhu yang tinggi hingga mengakibatkan air tersebut mendidih. Dalam sebuah wadah yang berisi air tersebut dikala massa jenis partikel yang sudah panas akan naik kepermukaan air hingga menjauhi sumber panas dan bergantian dengan partikel yang mempunyai suhu rendah. Dengan demikian seluruh partikel zat cair akan berada pada kesetimbangan termal.



b. Konveksi Paksa


Perpindahan kalor melalui konveksi paksa sanggup terjadi apabila terdapat faktor luar ibarat tekanan yang menjadi pengaruhnya dan transfer energi panas dilakukan dengan cara sengaja. Maksudnya ialah energi panas atau kalor dipaksa menuju ke arah daerah yang diinginkan dengan memperhatikan faktor ibarat tekanan untuk membantu proses perpindahannya. Penerapan konveksi paksa ini diaplikasikan pada sebuah kipas angin yang merubah energi listrik menjadi gerak hingga mengakibatkan suatu udara cuek ke daerah yang panas.


 


Adapun referensi kejadian dari konveksi ini ialah sebagai berikut :



  • Pada ruangan yang terjadinya sirkulasi udara

  • Cerobong asap yang terdapat pada pabrik

  • Proses terjadinya angin laut

  • Proses terjadinya angin darat


 



  1. Radiasi


Perlu diketahui bahwa perpindahan kalor secara radiasi sangat berbeda dengan konduksi dan konveksi. Pada proses perpindahan kalor dengan cara radiasi ini tidak memakai zat sebagai perantaranya. Energi panas berupa kalor dipancarkan melalui sebuah gelombang elektromagnetik, gelombang cahaya, gelombang radio, dan sebagainya. Kaprikornus pada proses radiasi ini kalor sanggup mengalir dengan bebas dan dipancarkan ke segala arah. Peristiwa perpindahan kalor dengan cara radiasi sanggup dicontohkan pada api unggun. Saat kita berada disekitar api unggun tersebut tentunya akan mencicipi kehangatan akhir dari radiasi cahaya api tersebut. Untuk mengetahui atau menilik adanya radiasi yang dipancarkan sanggup memakai alat termoskop.


 


Energi panas atau kalor ini sanggup tetap terjaga kestabilannya jikalau berada pada ruang yang terisolasi, sehingga tidak ada udara luar yang sanggup mempengaruhi perpindahan kalor akhir udara yang masuk dalam ruang. Hal ini sanggup diterapkan pada peralatan rumah tangga, misal pada sebuah termos dan setrika listrik. Kedua benda tersebut merupakan alat yang sanggup menjaga kestabilan kalor pada suatu zat cair dan zat padat.



style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-9290406911233137"
data-ad-slot="2698768695">


KAPASITAS KALOR


Kapasitas kalor merupakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu hingga menjadi 1 0C. Setiap jenis zat yang berbeda tentunya mempunyai daya serap kalor jenis yang berbeda, sanggup dicontohkan pada air dengan minyak. Ketika kedua zat tersebut dipanaskan, tentunya minyak yang akan mengalami peningkatan suhu lebih cepat jikalau dibandingkan dengan kenaikan suhu pada air. Hal ini mengatakan bahwa jikalau kalor diberikan pada dua jenis zat yang berbeda, maka akan menghasilkan tingkat titik suhu yang berbeda pula.


 


Kalor jenis zat sanggup dirumuskan sebagai berikut,


 


c = Qm ?T


 


Dengan :


c = Kalor Jenis (J Kg oC)


Q = Kalor (J)


m = Massa Benda (kg)


?T = Perubahan Suhu (oC)


 


Sedangkan kapasitas kalor secara matematis sanggup dituliskan :


C = Q ?T


Atau,


C = m c ?T ?T


Dari persamaan tersebut, maka sanggup diperoleh :


C = m c


Keterangan


c = Kalor jenis (J/kg0C)


Q = Kalor yang diserap atau dilepas (Joule)


?T = Perubahan suhu (0C)


m = Massa zat (kg)


C = Kapasitas kalor (Joule/0C)


 


Sumber :


http://www.gurupendidikan.com/kalor-pengertian-perpindahan-kapasitas-jenis-dan-rumus-beserta-contohnya-lengkap/


 


Baca Juga:


 


Paragraf Silogisme � Pengertian, Pola, Jenis, dan Contoh

Paragraf Rumpang � Definisi & 8 Contoh Lengkap

Paragraf Pembuka � Pengertian & Contoh Lengkap



Sumber https://www.kakakpintar.id