Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sejak pertengahan tahun mendapatkan tugas khusus oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai koordinator PPKM Jawa-Bali. Hal ini sebagai respons pemerintah menangani lonjakan kasus COVID-19.
Luhut bercerita soal kesannya saat ditunjuk Jokowi untuk menangani COVID-19. Dia bilang saat diberikan tugas sejak akhir Juni sebagai Koordinator PPKM dia sempat merasa takut dengan kondisi yang ada di tengah masyarakat.
Saat itu menurutnya, kondisi Indonesia sangat mencekam karena lonjakan kasus COVID-19 akibat varian delta. Dia bilang kondisi jadi mencekam karena COVID-19 mengamuk dan seakan-akan tidak bisa dikendalikan.
"Waktu diperintah pak Presiden di Juni akhir untuk tangani delta variant ini, keadaan itu cukup mencekam menurut saya. Karena kondisi ini seperti tidak terkendali," ungkap Luhut saat memberi arahan dalam acara Grand Launching Gernas BBI Kalimantan Timur secara virtual Selasa (12/10/2021).
Dia bilang kondisi ini membuat banyak pihak pesimistis dengan situasi yang terjadi di Indonesia. Termasuk pandangan negara lain ke pemerintah Indonesia, bahkan banyak pihak di dalam negeri pun pesimis dengan pemerintah.
"Karena kondisi ini banyak negara pesimis sama kita, bahkan orang-orang di dalam negeri juga demikian," ungkap Luhut.
Saking mencekamnya kondisi di Indonesia, Luhut mengaku Jokowi meminta laporan langsung soal penanganan COVID-19 kepada dirinya. Setidaknya, dalam sehari Jokowi bisa dua kali menelepon Luhut untuk memantau perkembangan terkini penerapan PPKM.
"Mungkin Anda ndak tahu, Presiden itu menelpon saya bisa setiap hari, dua kali sehari, ngecek ini sangat detail," ungkap Luhut.
Namun, pada akhirnya Luhut mengklaim pemerintah berhasil menangani lonjakan kasus COVID-19 akibat varian delta. Dia bilang setelah Indonesia mencapai puncak kasus di pertengahan Juli, penyebaran COVID-19 mulai melandai dengan cepat hanya dalam waktu tiga minggu karena semua pihak saling bekerja sama.
"Kenapa bisa? Karena semua kerja sama kerja tim, tidak ada yang boleh klaim itu karena dia," kata Luhut.[detik.com]