Paket Internet Telkomsel Rp 10 Dapat 10 GB, 11 GB Cuma Rp5000, Murah Banget, Begini Caranya
BANGKAPOS.COM - Kabar gembira untuk kamu pecinta internet super murah.
Pasalnya, saat ini paket internet Telkomsel murah masih ada, kamu cukup merogo kocek Rp 10 perak bisa dapat 10 GB.
Di masa pandemi seperti saat ini, berbagai provider di Indonesia memang menyiapkan paket internet murah di masa pandemi Covid-19.
Hal itu lantaran banyak kegiatan di masa pandemi yang dialihkan ke online.
Seperti sekolah dan juga bekerja contohnya.
Maka dari itu, banyak yang membutuhkan kuota internet dengan harga murah.
Nah untuk mendapatkan paket kuota pelajar 10 GB untuk Rp 10, kamu harus tahu kode dialnya.
Brother bisa mengaktifkannya melalui aplikasi Telkomsel, atau UMB *363*844#.
Paket internet ini merupakan paket Paket data gabungan kuota ilmupedia (akses situs dan aplikasi e-lerning) dan kuota conference (akses platform konferensi video).
Untuk mengaktifkan, pastikan nomor Telkomsel aktif dan sudah terdaftar serta terverifikasi di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kemendikbud melalui sekolah atau kampus.
Telah tersedia kartu perdana internet Merdeka Belajar yang dilengkapi dengan Kuota Belajar 10 GB.
Kuota Kemendikbud dengan kuota sesuai jenjang pendidikan
Kuota Belajar 11 GB senilai Rp5000 yang dapat diaktifkan berulang.
Kartu perdana ini diprioritaskan bagi sekolah, madrasah, atau kampus yang membutuhkan bantuan.
Ayo buruan diserbu bro, belajar jadi makin lancar di rumah.
Belum Dapat Akses Internet
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan menyampaikan bahwa sekitar 27,91% desa di Bangka Belitung belum mendapatkan akses internet.
Desa yang belum mendapatkan akses internet akan berdampak kepada kemajuan dan perkembangan perekonomian. Sebab, akses internet dapat mendukung aktivitas manusia secara sosial, budaya, dan ekonomi.
Erzaldi menerangkan perlunya sinergi antar pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota, untuk menunjang akses internet di desa-desa.
Erzaldi berharap di seluruh wilayah Bangka Belitung dapat menggunakan akses internet.
"Di Bangka Belitung, kurang lebih 279 desa atau sekira 72,09% sudah mendapatkan akses internet. Sementara sisanya belum mendapatkan akses internet dengan baik," ujar Erzaldi.
Hal ini disampaikan Erzaldi dalam Webinar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Akses Internet Mendukung Pengembangan BUMDes dan UMKM di Desa", yang diselenggarakan Bangka Pos Group pada Selasa (26/1)
Erzaldi memaparkan saat ini masih ada desa-desa yang masih menerima akses internet dengan kecepatan 2G. Menurutnya hal ini menjadi problema di pedesaan.
Saat ini misalnya akan terkendala dalam menjalankan sistem kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
"Mau mendapat informasi ketersediaan ruang pelayanaan rumah sakit, data ini tidak bisa dikirimkan dari puskesmas ke RSD atau rujukan dari RSD ke RS provinsi," ungkap Erzaldi.
Selain itu, akses internet yang belum memadai di desa-desa juga memengaruhi siswa-siswi yang tengah melakukan pembelajaran online.
Pelayanan administrasi dari desa sampai ke provinsi pun ikut terganggu.
"Ketika akses internet kita masih kurang bagaimana kita mau memajukan UMKM (Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah) kita di desa. Terutama ketika pemasaran produk mengalami kendala, akses e-commerce terganggu, ketika internet masih terasa sangat kurang sekali," imbuh Erzaldi.
Dia menambahkan di Bangka Belitung terdapat perkembangan
Saat ini menurut data Pemerintah Provinsi Bangka Belitung terdapat 200 ribu lebih UMKM. Pandemi Covid-19, membuat pertumbuhan UMKM lebih besar.
"Di Babel menyiapkan dana Rp1,5 miliar untuk membantu UMKM kita menjual produk mereka di market place. Satu di antaranya kita bekerja sama dengan Amazon," tutur Erzaldi.
"Kalau 100% bisa dapat internet dampaknya sangat luar biasa semua akan menjadi bermanfaat karena informasi cepat merambah ke desa. Dukungan dari kementerian sangat kami harapkan," sambungnya.
Erzaldi juga siap merealisasikan program kemitraan Kemendes PDTT melalui BUMDes dengan Kemenkominfo, terkait pembangunan infrastruktur jaringan melalui anggaran dana desa.
Hal ini akan memicu terbangunnya ekosistem digital desa sehingga mampu mendorong ekonomi digital yang kuat dan menjadikan desa sebagai sumber pelaku ekonomi.
"Oleh karena itu, saya berharap adanya regulasi dari Kemendes PDTT untuk mengintervensi anggaran desa yang diarahkan kepada pembangunan infrastruktur internet," harapnya.
Apabila hal tersebut terealisasi, Erzaldi yakin akan ada multiplier effect yang pesat dan berdampak pada lonjakan ekonomi di desa tersebut.
Hasil produk serta SDM melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di market place juga dapat dioptimalkan.
Transformasi digital
Sumber : https://bangka.tribunnews.com/
