BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Strategi belajar mengajar lama menunjukkan kecenderungan terpisah satu dengan yang lainnya. Guru memilih dan menggunakan strategi belajar mengajar misalnya hanya dengan ceramah saja, sehingga keterkaitan guru dalam strategi itu tampak masih terlalu besar,sedangkan keaktifan siswa masih terlalu rendah kadarnya. Gejala ini yang mengakibatkan mulai muncul adanya strategi maupun
pendekatan-pendekatan yang mengandung keseimbangan antara beberapa metode mengajar yang berlandaskan cara belajar siswa aktif[1].Dalam hal ini, dilakukan upaya untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah. Sebelum kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksanakan, hendaknya memperhatikan pendekatan-pendekatan dalam proses pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud klasifikasi strategi?
2. Bagaimana Pemilihan strategi pembelajaran?
3. Apa saja Dasar pemilihan strategi pembelajaran?
1. 3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan klasifikasi strategi
2. Untuk mengetahui Bagaimana Pemilihan strategi pembelajaran?
3. Untuk mengetahui Apa saja Dasar pemilihan strategi pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
Klasifikasi strategi pembelajaran adalah pengelompokkan strategi pembelajaran berdasarkan segi-segi yang sejenis, yang terdapat dalam setiap strategi pembelajaran, misalnya klasifikasi tentang manusia. Manusia dapat diklasifikasi dengan menggunakan beberapa dasar klasifikasi , misalnya dari segi jenis kelaminnya, manusia dibedakan atas laki-laki dan perempuan, dari segi warna kulitnya manusia dapat diklasifikasikan atas kulit kuning, kulit putih, kulit hitam dan kulit sawo matang, dari segi rasnya, manusia diklasifikasi atas ras mongoid, ras kaskasoid dan ras negroid, dan sebagainya. Demikian pula halnya dengan strategi pembelajaran, kita dapat mengklasifikasinya dengan menggunakan berbagai dasar klasifikasi. Menurut Mulyono (1994), strategi dapat diklasifikasikan menjadi 5, yaitu: strategi pendekatan pembelajaran langsung (direct intruction), tak langsung (indirect intruction), interaktif, mandiri, dan melalui pengalaman (experiment).
1. Strategi pendekatan pembelajaran langsung.
Pendekatanpembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Pendekatan ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif. Kelebihan pendekatan ini adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan, sedangkan kelemahan utamanya dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sikap yang diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan interpersonal serta belajar kelompok. Agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan pemikiran kritis, pembelajran langsung perlu dikombinasikan dengan strategi pembelajaran yang lain.
2. Stategi pendekatan pembelajaran tak langsung.
[3]Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri, induktif, pemecah masalah, pengambilan keputusan dan penemuan. Berlawan dengan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran tak langsung umumnya berpusat pada peserta didik, meskipun dua strategi tersebut dapat saling melengkapi. Peranan guru bergeser dari seorang penceramah menjadi fasilitator. Guru mengelola lingkungan belajar dan memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat.
Kelebihan dari strategi ini, antara lain:
a. Mendorong ketertarikan dan keingin tahuan peserta didik .
b. Menciptakan alternatif dan menyelesaikan masalah.
c. Mendorong kreativitas dan pengembangan keterampilan interpersonal dan kemampuan yang lain .
d. Pemahaman yanh lebih baik.
e. Mengekspresikan pemahaman.
Kekurangan dari strategi pembelajaran ini, yakni:
a. Memerlukan waktu panjang.
b. Outcome sulit diprediksi.
c. Strategi pembelajaran ini tidak cocok apabila peserta didik perlu mengingat materi dengan cepat.
3. Strategi pendekatan pembelajaran interaktif.
Pembelajaran interaktif menekankan diskusi dan sharing diantara peserta didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya, dan untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan merasakan.
Kelebihan strategi ini, antara lain:
a. Peserta didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan sosial dan kemampuan-kemampuan.
b. Mengorganisasikan pemikiran dan membangun argumen yang rasional.
Strategi pembelajaran interaktif dapat menjangkau kelompok-kelompok dan metode-metode interaktif. Kekurangan dari strategi ini sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika kelompok.
4. Strategi pendekatan empirik (experiental).
Pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik, dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi perencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritis dalam pembelajaran empirik yang efektif.
Kelebihan dari srategi ini, antara lain:
a. Meningkatkan partisipasi peserta didik.
b. Meningkatkan sifat kritis peserta didik.
c. Meningkatkan analisis peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran pada situasi yang lain.
Sedangkan kekurangan dari strategi ini adalah:
a. Penekanan hanya pada proses bukan pada hasil.
b. Keamanan siswa.
c. Biaya yang mahal.
d. Memerlukan waktu yang panjang.
5. Strategi pendekatan pembelajaran mandiri.
Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil kelebihan dari pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri dan tanggung jawab. Sedangkan kekurangannya adalah peserta didik belum dewasa, sehingga sulit menggunakan pembelajaran mandiri.
Ada 4 strategi belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut ;
a) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang di harapkan.
b) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat
c) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang di anggap paling tepat dan efektif sehingga dapat di jadikan pegangan oleh guru daam melaksanakan kegiatan mengajarnya.
d) Menetapkan normanorma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat di jadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar yang selanjutnya akan di jadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Dari uraian di atas tergambar bahwa ada 4 masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus di jadikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar berhasil dan sesuai dengan apa yang di harapkan. Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana yang di inginkan sebagai hasil belajar mengajar yang di lakukan itu. Disini terlihat apa yang di jadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar mengajar. Sasaran yang di tuju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu, tujuan pengajaran yang di rumuskan harus jelas dan konkret, sehinggamudah di pahami oleh anak didik. Karena itu, rumusan tujuan yang operasional dalam belajar mengajar, mutlak di lakukan oleh guru sebelum melakukan tugasnya di sekolah. Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang di anggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang akan guru gunakan dalam memecahkan suatu suatu kasus, akan mempengaruhi hasilny. Satu masalah di pelajari oleh dua orang dengan pendekatan yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda pula. Norma-norma sosial yang seperti baik, benar, adil dan sebagainya akan melahirkan kesimpulan yang berbeda, bahkan bertentangan apabila dalam cara penedekatannya menggunakan displin ilmu.
[4]Belajar menurut Teori asosiasi, tidak sama dengan pengertian belajar menurut Teori Problem solving. Suatu topik tertentu di pelajari atau di bahas dengan cara menghapal, akan tetapi berbeda hasilnya kalau di pelajari atau di bahas dengan teknik diskusi atau seminar. Juga akan lain hasilnya jika topik yang sama di bahas dengan menggunakan kombinasi berbagai teori . ketiga, memilih dan menetapkanprosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang di anggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara supaya anak didik terdorong dan mampu berpikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang berbeda, guru hendaknya jangan menggunakan tehnik yang sama. Bila beberapa tujuan diperoleh, maka guru dituntun untuk memiliki tentang penggunaan berbagai metode atau mengkombinasikan beberapa metode yang relevan. Cara penyajian yang satu mungkin lebih menekankan pada peranan anak didik, sementara tehnik yang lain lebih fokus kepada peranan guru atau alat-alat pengajaran seperti buku, atau mesin komputer.
B. Pemilihan strategi pembelajaran.
[5]Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberilatihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Banyak metode pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam menyajikan pelajaran kepada siswa, seperti metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demontrasi, penampilan, metode studi mandiri, pembelajaran terprogram, latihan sesama teman, simulasi karyawisata, induksi, deduksi, simulasi, studi kasus, pemecah masalah, insiden, seminar, bermain peran, proyek, praktikumdan lain-lain, di mana masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana memilih strategi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru kadang-kadang bersikap kaku dalam mempergunakan satu atau dua metode saja, dan menerjemahkan metode itu secara sempit dan menerapkan metode dikelas dengan metode yang pernah ia baca. Metode pembelajaran merupakan cara untuk menyampaikan, menyajikan, memberi latihan, dan memberi contoh pelajaran kepada siswa. Dengan demikian metode dapat dikembangkan dari pengalaman. Seorang guru yang berpengalaman dapat menyuguhkan materi kepada siswa, dan siswa mudah menyerap materi yang disampaikan oleh guru secara sempurna dengan menggunakan metode yang dikembangkan berdasarkan pengalamannya. Metode-metode dapat dipergunakan secara variatif, yang berarti bahwa kita tidak boleh monoton dalam menggunakan suatu metode.
Dalam proses belajar mengajar, guru diharapkan pada pemilihan metode dari sekian banyak metode yang telah ditemui oleh para ahli sebelum ia menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
C. Dasar pemilihan strategi pembelajaran
Beberapa prinsip-prinsip harus digunakan oleh pengajar dalam memilih strategi pembelajaran secara tepat dan akurat. Pertimbangan tersebut harus didasarkan pada penetapan, yaitu:
1. Tujuan pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam memilih metode yang akan digunakan dalam menyajikan materi pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan metode-metode pembelajaran adalah kemampuan-kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru, misalnya seorang guru olahraga dan kesehatan menetapkan tujuan pembelajaran agar siswa dapat mendemonstrasikan cara menendan bola dengan baik dan benar. Dalam hal ini, metode yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan adalah metode ceramah. Guru memberi intruksi, petunjuk, aba-aba dan dilaksanakan dilapangan. Selanjutnya adalah metode demontrasi, dimana siswa mendemontrasikan cara menendang bola dengan baikdan benar. Selain itu, metode pembagian tugas dapat digunakan, dimana siswa kita beri tugas tentang cara menjadi penjagagawang, kapten, gelandangan, dan bagaimana mereka dapat bekerja sama dan menendang bola.
Dalam contoh ini, terdapat kemampuan siswa pada tingkat kognitif dan psikomotorik. Selain itu kemampuan efektif dapat diterapkan. Kemampuan efektif juga mengajarkan tentang cara bekerja sama dalam bermain bola.
Dalam silabus, indikator hasil belajar atau hasil yang diperoleh siswa dirumuskan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran. Terdapat empat komponen pokok dalam merumuskan indikator hasil belajar, yaitu:
a) Penentuan subyek belajar untuk menunjukkan sasaran belajar .
b) Kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat ditampilkan melalui performa siswa.
c) Keadaan dan situasi dimana siswa dapat mendemontrasikan performanya.
d) Standart kualitas dan kuantitas hasil belajar.
Berdasarkan indikator dalam penentuan tujuan pembelajaran, dapat dirumuskan tujuan pembelajaran yang unsur-unsurnya antara lain: audience (peserta didik), behavior (perilakuyang harus dimiliki), condition (kondisi dan situasi) dan degree (kualitas dan kuantitas hasil belajar).
2. Aktivitas dan pengetahuan awal siswa
Belajar merupakan berbuat dan memperoleh pengalaman tertentusesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada aktivitas fisik saja, tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis atau aktivitas mental.
[6]Pada Awal atau sebelum guru masuk ke kelas dan memberi materi pengajaran kepada siswa, tugas guru yang tidak boleh dilupakan adalah mengetahui pengetahuan awal siswa. Sewaktu memberi materi pengajaran, guru diharapkan tidak kecewa dengan hasil yang dicapai siswa kelak. Untuk mendapat pengetahuan awal siswa, guru dapat melakukan pretes tertulis, dan tanya jawab diawal pelajaran. Dengan mengetahui pengetahuan awal siswa, guru dapat menyusun strategi memilih metode pembelajaran yang tepat kepada siswanya.
Apa metode yang akan kita pergunakan? Itu sangat tergantung pada pengetahuan awl siswa. Setelah itu, guru mengidentifikasi pengetahuan awal tersebut. Pengetahuan awal dapat berasal dari pokok bahasan yang kita ajarkan. Jika siswa tidak memiliki prinsip, konsep, dan fakta atau memiliki pengalaman, maka kemungkinan besar mereka belum dapat mempergunakan metode yang bersifat belajar mandiri. Metode yang dapat diterapkan adalah ceramah, demontrasi, penampilan, latihan dengan teman, sumbang saran, pratikum, bermain peran dan lain-lain. Sebaliknya, jika siswa telah memahami prinsip, konsep, dan fakta maka guru dapat mempergunakan metode diskusi, studi mandiri, studi kasus, dan metode insiden. Metode ini lebih banyak bersifat analisis, dan memecahkan masalah.
3. Integritas bidang studi atau pokok bahasan.
Mengajar merupakan usaha untuk mengembanggkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengimbanggakan kemammpuan kognitif saja, tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektik dan aspek psikomotor. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembanggkan seluruh aspek kpribadian secara terintegritas. Pada seekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah, program studi diataur dalam tiga kelompok. Pertama, program pendidikana umum, kedua, program pendidikana akademik. Ketiga, program pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan kjasmani dan kesenian dikelompokkan kedalam program pendidikan umum. Dalam pengelolaan pembelajaran, terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui, diantaranya:
a) Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi, baik anatara guru dan siswa, siswa dengan siswa atau anatara siswa dengan lingkungannnya. Melalui proses interaksi, itu memungkkinkan berkembangnya kemampuan siswa, baik mental maupun intelektual.
b) Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu.
c) Menyenangkan
Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenagkan. Proses pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan yang baik dan menarik dan pengelolaan pembelajran yang hidup dan berfariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, serta media dan sumber-sumber belajar yang relefan.
d) Menantang
Proses pembeljaran merupakan proses yang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal.
e) Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan melakukan sesuatu.
4. Alokasi waktu dan sarana penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi daam satu jam pelajaran adalah 40 menit. Metode yang dipergunakan adalah telah dirancang sebelumnya, termasuk perangkat penunjang pembelajaran.perangkat pembelajaran itu dapat dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang, sperti transparan, chart, vidio pembelajaran, film, dn lain sebagainya.
[7]Metode pembelajaran disesuaikan dengan materi, seperti bidang studi biologi. Metode yang akan diterapkan adalah metode praktikum. Namun bukan barati metode lain tidak dipergunaka. Metode ceramah juga Sangat perlu diperguanakan dan waktunya dialokasikan sekian menit untuk memberi petunjuk, aba-aba, dan arahan.
Metode diskusi juga dapat dipergunakan karena hasil praktikum siswa memerlukan diskusi kelompok untuk memcahan masalah yang mereka hadapi.
5. Jumlah siswa
Idealnya, metode yang kita terapkan dikelas perlu mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir, rasio guru dan siswa agara proses belajar menjadi efektif. Ukuran kelas menentukan keberhasilan, terutama pengelolaan kelas dan penyampain materi.
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu pembelajran akan tercapai apabila mengurangi besanya kelas. Sebalik, penelola pendidikan bahwa kelas yang kecil-kecil cenderung tinggi biaya pendidikan dan latihannya. Kedua pendapat ini bertentangan mana akal kita dihadapkan pada mutu dan biaya sangat besar. Jika pendidikan memepertimbangkan biaya, mutupendidikan serring kali terabaikan, apalagi saat ini kondisi masyarakat indonesia mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan.
6. Pengalaman dan kewibawaan pengajar
Guru yang baik dalah guru yang berpengalaman. Pribahasa mengakatan �pengalaman adala guru yang abik�. Apa yang telah diakui dilembaga pendidikan, yakni jika guru memiliki kriteria sebagai guru yang berpengalaman dan telah mengajar kurang lebih sepuluh tahun, maka ia boleh mengajukan diri untuk menjadi calon kepala, sebab persyaratan untuk menjadi kepala sekolah adalah pengalaman mengajar minimal lima tahun saja. Dengan demikian, guru harus memahami seluk beluk persekolahan. Strata pendidikan bukan menjadi jaminan utama dalam keberhasilan belajar akan tetapi pengalaman sajalah yang menentukan, umpamanya guru peka terhadap masalah, memecahkan masalah, memilih metode yang tepat, merumuskan tujuan intruksional, memotivasi siswa, mengelola siswa, mendapat umpan balik dalam proses belajar mengajar. Jabatan guru adalah jabatan profesi, yang membutuhkan pengalaman yang panjang sehingga kelak menjadi profesional. Akan tetapi, profesional guru belum terakui seperti profesional lainnya terutama dalam upah (payment) dan pengakuan (recognize). Sementara itu, guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan skill (knowledge and skill), pelayanan (service), tanggung jawab (responsbility), dan persatuan (unity). Disamping pengalaman, guru harus berwibawa. Kewibawaan merupakan syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena guru harus berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar belakang akademikdan sosial. Guru merupakan sosok tokoh yang disegani bukan ditakuti oleh anank-anak didiknya. Kewibawaan ada pada orang dewasa. Ia tumbuh dan berkembang mengikuti kedewasaan. Ia perlu dijaga dan dirawat. Kewibawaan mudah luntur oleh perbuatan-perbuatan yang tercela pada diri sendiri. Jabatan guru adalah jabatan profesi terhormat, tempat orang-orang bertanya, berkonsultasi, meminta pendapat, menjadi suri tauladan dan sebagainya. Jabatan ini harus mampu mengayomi semua lapisan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Klasifikasi strategi pembelajaran adalah pengelompokkan strategi pembelajaran berdasarkan segi-segi yang sejenis, yang terdapat dalam setiap strategi pembelajaran, misalnya klasifikasi tentang manusia. Manusia dapat diklasifikasi dengan menggunakan beberapa dasar klasifikasi , misalnya dari segi jenis kelaminnya, manusia dibedakan atas laki-laki dan perempuan, dari segi warna kulitnya manusia dapat diklasifikasikan atas kulit kuning, kulit putih, kulit hitam dan kulit sawo matang, dari segi rasnya, manusia diklasifikasi atas ras mongoid, ras kaskasoid dan ras negroid, dan sebagainya. Demikian pula halnya dengan strategi pembelajaran, kita dapat mengklasifikasinya dengan menggunakan berbagai dasar klasifikasi. Menurut Mulyono (1994), strategi dapat diklasifikasikan menjadi 5, yaitu: strategi pembelajaran langsung (direct intruction), tak langsung (indirect intruction), interaktif, mandiri, dan melalui pengalaman (experiment).
Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberilatihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Banyak metode pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam menyajikan pelajaran kepada siswa, seperti metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demontrasi, penampilan, metode studi mandiri, pembelajaran terprogram, latihan sesama teman, simulasi karyawisata, induksi, deduksi, simulasi, studi kasus, pemecah masalah, insiden, seminar, bermain peran, proyek, praktikumdan lain-lain, di mana masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dasar Pemilhan strategi pembelajaran meliputi :
1.Tujuan Pembelajaran.
2.Aktivitas dan pengetahuan awal siswa.
3.Integritas bidang studi atau pokok bahasan.
4.Alokasi waktu dan sarana penunjang
5.Jumlah siswa
6.Pengalaman da kewibawaan pengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah,Syaiful Bahri dan Asan Zain, 2006, Strategi Belajar Dan Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta.
Wina Sanjaya, 2006, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Prenadamedia group.
Nur Hamiyah,Jauhar, 2014, Strategi Belajar Mengajar Di kelas Prestasi, Jakarta: ghalia cipta.
Oemar hamalik, 2012, Pendekatan baru strategi belajar mengajar, Bandung : Sinar baru algesindo,
[1] Oemar hamalik, Pendekatan baru strategi belajar mengajar, (Bandung : Sinar baru algesindo, 2012), hal. 1.
[2]Djamarah,Syaiful Bahri dan Asan Zain,Strategi Belajar Dan Mengajar(Jakarta:Rineka Cipta,2006)
[3] Nur Hamiyah,Jauhar,Strategi Belajar Mengajar Di kelas Prestasi,(Jakarta,juli 2014)
Hal139-171
[5] H.Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran,(Jakarta,PRENADAMEDIA GROUP,2006)
[6]��Https://myfortuner.wordpress.com/materi-kuliah/pendidikan.
[7]Djamarah,Syaiful Bahri dan Asan Zain,Strategi Belajar Dan Mengajar(Jakarta:Rineka Cipta,2006)