Sosok Ainun Najib langsung menjadi sorotan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung kader NU itu di acara pengukuhan kepengurusan PBNU 2022-2027. Jauh sebelum momen itu, Ainun Najib sudah lantang melontarkan kritik terkait pandemi lewat media sosial.
Pada 10 September 2020, Ainun Najib menyampaikan pandangannya mengenai penanganan COVID-19 di Indonesia. Dia meminta Jokowi turun langsung mengomandoi penanganan COVID-19.
"Presiden @jokowi musti turun tangan langsung memimpin penanganan wabah. Sudah cukup deadlock simpang siur beda pendapat para pemimpin. Pemimpin tertinggi musti menegaskan. Gub DKI rem darurat, Prof Wiku Satgas COVID-19 Nasional setuju di Mata Najwa, Menteri Airlangga tidak setuju," ujar Ainun Najib lewat akun Twitternya.
Kritik juga disampaikan Ainun Najib sehari setelah cuitan tersebut. Ainun Najib mengkritik Jokowi yang dianggap tidak memprioritaskan kesehatan.
"I give up. Presiden @jokowi pemimpin tertinggi negara benar-benar tidak mengutamakan kesehatan & nyawa rakyat berbanding ekonomi. Indonesia mungkin cuma bisa count down aja sekarang. Semoga Allah melindungi kita & keluarga kita. We are on our own," ujar Ainun pada 11 September 2020.
Sekitar dua tahun berselang setelah itu, Jokowi menyinggung secara khusus nama Ainun Najib dalam acara PBNU. Dia meminta PBNU 'membajak' Ainun Najib dari Singapura.
Perihal Ainun Najib yang dulu mengkritik dan kini diapresiasi Jokowi, stafsus Mensesneg Faldo Maldini mengatakan masalah personal dikesampingkan jika sudah berbicara tentang kepentingan negara. Faldo mengatakan Jokowi selalu terbuka menerima kritik.
"Kayaknya, dulu saya lebih sering kritik kebijakan Pak Jokowi ketimbang Mas Ainun. Ketika ini soal kepentingan negara, ya harus lupakan perasaan-perasaan personal. Tidak ada kaitanlah sikap kritis dan apresiasi. Presiden Jokowi bukan orang yang baru merasakan dikritik kemarin sore. Beliau sudah lama jadi pejabat," ujar Faldo kepada wartawan, Jumat (4/2/2022).
Faldo lantas menyinggung nama Menhan Prabowo Subianto dan Menparekraf Sandiaga Uno. Kedua tokoh tersebut sepakat bergabung bersama pemerintah meskipun sebelumnya berkontestasi di Pilpres 2019.
"Pak Prabowo dan Pak Sandi yang dulu menjadi kompetitor di pemilu saja sekarang bekerja bersama. Presiden Jokowi merupakan pemimpin bagi semua. Ini sikap kenegarawanan yang perlu kita bersama teladani," ujar Faldo. [detik.com]