Bencana Alam di NTT, Bupati dan Walikota Diminta Gerak Cepat, Masyarakat Diminta Waspada

Bencana akibat hujan dan angin kencang yang disebabkan badai siklon tropis meluas di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Sebagian wilayah yang terdampak hujan deras disertai angin kencang bahkan mengalami banjir bandang dan banjir rob yang menimbulkan korban jiwa. 

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur meminta pemerintah kabupaten/kota untuk sigap melaksanakan penanganan dan penanggulangan bencana di wilayahnya masing masing.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat melalui Kepala Biro Administrasi Pimpinan, Ardu Jelamu Marius mengatakan, Kepala daerah agar melakukan tindakan cepat dalam rangka upaya penyelamatan korban dan penanganan bencana.

"Kita harapkan semua pihak baik Basarnas, TNI-Polri maupun BPBD dikoordinasikan oleh walikota atau bupati untuk segera melakukan tindakan cepat untuk menyelamatkan nyawa dan menyiapkan logistik. Selain itu juga membuka dapur umum, menggerakkan semua kekuatan mulai Kabupaten hingga RT untuk bahu membahu menangani dampak bencana yang sedang terjadi," ujar Ardu Jelamu, Minggu 4 April 2021 malam. 

Karena itu, pemerintah menghimbau BPBD Kabupaten/Kota bersama sama dengan stakeholder lainnya dan masyarakat bahu membahu untuk membantu warga yang terdampak bencana baik longsor, banjir maupun bencana lain.

Selain itu, pemerintah provinsi juga meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang diprediksi masih berlangsung beberapa hari kedepan. 

Ardu Jelamu menyebut, saat ini cuaca masih sangat ekstrim. Oleh karena itu, bagi warga yang berdomisili di wilayah yang berpotensi bencana agar dapat mencari perlindungan dan mengungsi sementara waktu hingga kondisi benar benar pulih. Untuk warga yang tinggal di sekitar aliran sungai dan perbukitan diminta untuk lebih waspada manakala ada potensi longsor atau banjir. Demikian pula warga yang tinggal di pinggir pantai agar dapat menghindari potensi banjir rob karena tingginya gelombang air laut. 

"Kita harapkan para kepala desa di seluruh NTT bisa bekerja keras bersama masyarakat untuk bisa mengungsi ke tempat yang lebih aman terutama rentan bencana, kita harapkan agar bisa mengungsikan warga ke tempat yang aman mengingat cuaca ekstrim beberapa hari kedepan," ujar Ardu Jelamu. 

Mengingat gelombang laut mencapai 4 meter, pemerintah juga meminta operator pelayaran untuk menghentikan semua transportasi laut. Para nelayan juga diharapkan untuk tidak melaut untuk sementara waktu.

Perintah provinsi menyampaikan duka cita mendalam kepada warga yang mengalami musibah, baik korban yang meninggal, maupun yang hilang, khususnya di Adonara dan Ende. Ardu Jelamu menyebut korban meninggal di Adonara Kabupaten Flores Timur akibat banjir mencapai 41 orang dan berpotensi bertambah karena yang lain masih dalam pencarian. Sementara, korban banjir rob di Kabupaten Ende berjumlah 2 orang yang terdiri dari Balita dan orang dewasa. 

Sementara itu, di kabupaten Malaka, Ardu Jelamu menyebut 7 Desa di Kecamatan Malaka Tengah masih dihantam banjir dan warga masih kesulitan dievakuasi karena derasnya banjir. Warga bahkan saat ini masih bertahan di atap rumah dan pepohonan. Demikian pula 17 Desa di Kecamatan Malaka Barat yang terendam banjir. Mereka membutuhkan bantuan sesegera mungkin. 

"Pemerintah berharap seluruh kekuatan masyarakat bersatu padu dengan TNI Polri untuk menangani dampak negatif bencana yang sedang terjadi saat ini," ujar dia. 

Bencana Nasional 

Terkait meluasnya bencana dan bertambahnya jumlah korban jiwa, Pemerintah provinsi berencana akan segera menyampaikan hasil analisa kebencanaan kepada pemerintah pusat apakah akan diterapkan sebagai bencana nasional atau tidak. 

"Tentu kita menganalisis semua aspek, ada saatnya kita menyampaikan ke pemerintah pusat sesuai dengan kondisi yang ada, mudah mudahan dalam minggu ini sudah bisa sampaikan ke pemerintah pusat," kata Ardu Jelamu. 

Ia juga menghimbau seluruh ASN untuk tetap melakukan pemantauan terhadap daerah bencana dan bersama sama mengatasi problem yang sedang dialami masyarakat.

"Bupati dan walikota untuk menggerakkan ASN untuk mencegah dampak yang lebih besar dari bencana. Kita harap ASN tetap memantau dan melakukan aksi di lapangan untuk menyelamatkan warga," pungkas dia.[kupang.tribunnews.com]