Menko Marves-Menhub Tinjau Alat GeNose C19 Buatan UGM di Stasiun Senen

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meninjau alat baru screening COVID-19 bernama GeNose C19 di Stasiun Senen, Jakarta Pusat. GeNose C19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) dapat mendeteksi Corona melalui embusan napas.

Pantauan detikcom di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (23/1/2021) Menhub Budi Karya tiba pukul 10.40 WIB disusul Menko Marves Luhut. Keduanya langsung masuk ke ruangan Kepala Stasiun Senen kemudian meninjau alat GeNose C19 di pintu masuk keberangkatan.

Menko Luhut diberi penjelasan mengenai alat GeNose oleh Kepala Produksi Konsorsium Genus C19 Prof Eko, lalu mencoba alat tersebut. Luhut diberi satu buah kantong plastik tempat untuk menampung embusan napas oleh petugas yang mengoperasikan alat tersebut.

Luhut kemudian menarik napas sebanyak tiga kali. Napas ketiga kemudian diembuskan Luhut ke dalam kantong plastik tersebut.

Kantong tersebut kemudian diserahkan ke petugas untuk dideteksi hasilnya. Setelah menunggu 50 detik, tampilan layar menunjukkan hasil Menko Luhut negatif COVID-19.

"Saran saya nanti, seperti kita rapat kemarin (di Istana), kalau boleh semua kita pakai ini (Genose) saja, karena akan dikembangkan lagi, jadi punya big data sendiri dan keakurasiannya lebih tajam, cost-nya lebih turun dan buatan Indonesia, itu lebih penting," kata Luhut kepada Budi Karya setelah mencoba alat GeNose C19.

Luhut ingin alat tersebut dapat dipergunakan di seluruh tempat transportasi umum, termasuk di supermarket hingga lingkungan tempat tinggal. Luhut mengatakan nantinya per orang akan dikenai biaya sekitar Rp 20 ribu untuk satu kali tes.

"Nanti di airport kita pakai, di pelabuhan laut, kereta api, nanti di RT/RW, di hotel-hotel, di supermarket kita kasih hanya Rp 62 juta (per alat), jadi saya kira cost-nya akan turun. Pemakaian satu orang itu bisa nanti akan kurang bisa sampai Rp 20 ribu makin banyak kita buat," ujarnya.

Luhut juga ingin ke depan plastik yang digunakan untuk menampung embusan napas itu diganti dengan plastik ramah lingkungan. Sehingga lingkungan, kata Luhut, tetap dapat bersih.

"Dan tinggal saya minta tadi, diganti plastiknya degradable, plastik yang pakai dari singkong dan sebagainya, sehingga betul-betul lingkungan bisa bersih," tuturnya.

Sementara itu, Menhub Budi menyampaikan apresiasi tinggi terhadap alat GeNose buatan dalam negeri yang berhasil mendeteksi virus Corona (COVID-19) dalam waktu kurang dari satu menit melalui embusan napas. Budi meminta semua pihak yang terlibat, termasuk PT KAI, dapat mempersiapkan segala sesuatu agar dapat dipergunakan dalam waktu dekat di Stasiun Senen.

"Satu endorsement dari Pak Luhut yang tadi sudah mencoba GeNose dan hari ini Pak Luhut dinyatakan negatif. Jadi satu prestasi kami juga terapresiasi di Stasiun Senen, Bapak (Luhut) yang coba dulu. Teman-teman Kereta Api, Pak Dirut segera dipersiapkan, UGM persiapkan juga karena endorsement Pak Luhut yang menggunakan sendiri," ucapnya.

Seperti diketahui, alat screening virus Corona, GeNose C19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) dinyatakan memiliki sensitivitas tinggi. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan sensitivitas alat tersebut sudah di atas 90 persen.

"Akurasinya menurut uji validasi yang dilakukan terakhir yang sudah disampaikan kepada Kemenkes sebelum dapat izin edar tingkat sensitivitas itu sekitar 92 persen, tingkat spesifisitas itu 90 persen. Jadi intinya kita ingin punya alat screening atau rapid test yang mudah," ujar Bambang dalam acara konferensi pers penyerahan alat GeNose C19 secara daring, Kamis (7/1).

Bambang menjelaskan kegunaan GeNose C19. Menurutnya, alat tersebut berfungsi sebagai screening, bukan diagnosis COVID-19.

"Bahwa GeNose ini adalah alat screening cepat, dia tidak menjadi alat untuk diagnosis. Dia benar-benar akan menjadi alat screening atau istilahnya Pak Menko tadi dia kategorinya rapid test. Cuma bedanya, kalau ada rapid test antibodi, ambil darah, rapid test antigen mengambil swab. Kalau yang ini GeNose ini memakai embusan napas kita, tapi dasarnya adalah rapid test," kata Bambang.[detik.com]