Libur panjang kerap berujung pada bertambahnya klaster baru virus Corona (COVID-19). Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan perlu ada pembahasan khusus mengenai libur panjang akhir tahun 2020.
"Secara khusus akan kita bicarakan mengenai libur panjang yang nanti akan ada di bulan Desember," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas seperti disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/11/2020).
Jokowi menggelar rapat terbatas bersama jajaran Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka. Rapat tersebut membahas sejumlah hal, di antaranya persiapan Pilkada Serentak 2020, vaksin Corona, dan libur panjang akhir tahun.
"Nanti akan kita bicarakan dalam rapat hari ini secara khusus," tegas Jokowi.
Seperti diketahui, libur panjang pada Agustus lalu menimbulkan lonjakan pasien Corona. Bahkan rumah sakit di Jakarta sempat hampir defisit bed perawatan bagi pasien Corona.
Selain itu, Satgas Penanganan COVID-19 menduga lonjakan kasus Corona di Jakarta pada Minggu (22/11) terjadi buntut libur panjang pada akhir Oktober lalu. Penularan virus Corona baru kemarin di Ibu Kota mencapai rekor tertinggi dengan penambahan kasus harian sebanyak 1.579.
Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menduga kenaikan kasus tersebut karena efek long weekend pada akhir Oktober lalu. Wiku mengatakan hal tersebut berkaca pada pengalaman pasca-libur panjang Idul Fitri, Idul Adha, dan Hari Kemerdekaan. Oleh karena itu, Wiku menilai rekor kasus Corona di Jakarta kemarin diduga karena efek libur cuti bersama.
"Efek suatu event yang menimbulkan kerumunan dan penularan, biasanya baru terlihat dampak peningkatannya (dengan asumsi testing dilakukan seperti biasanya) dalam 10-14 hari kemudian," kata Wiku.
"Jadi kalau sekarang meningkat itu kemungkinan terkait libur panjang 28 Oktober-1 November," imbuhnya.
Satgas COVID-19 pun menyebut akan mengevaluasi dampak libur panjang akhir Oktober 2020. Bila ada peningkatan kasus positif virus Corona, Satgas akan mengusulkan ke pemerintah agar libur akhir 2020 diperpendek.
"Nah oleh karenanya Satgas sendiri masih mengikuti perkembangan sampai dengan satu minggu yang akan datang, apakah dampak dari libur panjang ini signifikan terjadinya kasus, atau karena memang sudah semakin baik masyarakat menerapkan liburan kemarin, liburan aman dan nyaman tanpa kerumunan," kata Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo dalam siaran langsung dari kanal YouTube BNPB, Minggu (15/11/2020).
Doni menuturkan libur akhir 2020 tidak akan mengalami perubahan seperti yang sudah direncanakan, jika dalam perkembangannya tak ada peningkatan kasus akibat libur panjang akhir Oktober 2020. Namun, bila yang terjadi sebaliknya, Satgas bisa mengusulkan ke pemerintah agar memperpendek durasi libur pada akhir 2020.
"Nah kalau ini bisa diketahui bahwa kasusnya tidak mengalami peningkatan dan juga kita masih bisa mengendalikannya dengan baik, ya insyaallah pada akhir tahun yang akan datang kita tetap memberikan masukan kepada pemerintah untuk bisa melanjutkan libur panjang," terang Doni
"Tetapi, apabila kasusnya meningkat seperti pada periode Agustus dan September yang lalu, maka tentu rekomendasinya adalah libur panjang diperpendek atau ditiadakan sama sekali," imbuhnya. [detik.com]