Adab lebih utama ketimbang ilmu

Adab Dulu, Baru Ilmu


Adab (akhlak) sesungguhnya lebih utama daripada ilmu. Adab (akhlak)-lahbukan ilmuyang menjadi ukuran baik-buruknya seseorang. Bahkan adab (akhlak) menjadi ukuran kesempurnaan keimanan seorang Muslim. Itulah yang ditegaskan oleh Rasulullah saw. melalui sabdanya, Sungguh Mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlak (adab)-nya. (HR at-Tirmidzi, Ahm
ad dan Ibn Majah).

Karena itu wajar jika Ikrimah, salah seorang tokoh, mengajari kita agar selalu memiliki akhlak mulia karena akhlak mulia adalah landasan Islam. Kata Ikrimah, sebagaimana penuturan Ibrahim, Li kulli syayin  assun wa ass al-Islam al-khuq al-hasan (Segala sesuatu memiliki asas. Asas Islam adalah akhlak yang luhur).

Hadhratusy Syaikh Hasyim al-Asyari dalam kitabnya, Irsyd as-Sri, juga mengungkap pentingnya adab (akhlak), Tauhid itu mewajibkan iman. Orang yang tidak punya iman berarti tidak punya tauhid. Iman itu mewajibkan syariah. Orang yang tidak punya syariah berarti tidak punya iman dan tidak punya tauhid. Syariah itu mewajibkan adab. Orang yang tidak punya adab berarti tidak punya syariah, tidak punya iman dan tidak punya tauhid.

Karena pentingnya adab (akhlak), Imam Ibnu al-Mubarak, seorang ulama besar ahli hadis, pernah berkata, Aku belajar adab selama tiga puluh tahun dan aku belajar ilmu selama dua puluh tahun.

Wajarlah jika para ulama salafush shalih menegaskan, Al-Adabu fawqa al-ilmi (Adab itu di atas ilmu).

Dengan kata lain yang sedikit berbeda, mereka juga mengatakan, Taalam al-hilm qabla al-ilm (Pelajartilah kelembutan hati (adab) sebelum mempelajari ilmu).