v Pengertian Dan Fungsi Hormon Sitokinin, Asam Absisat, Gas Etilen Pada Tumbuhan

Pengertian dan Fungsi Hormon Sitokinin, Asam Absisat, & Gas Etilen pada Tumbuhan � Hormon ialah senyawa protein yang akan merangsang sel sasaran untuk melaksanakan metabolisme yang diinginkan. Dalam hal ini hormon sanggup merangsang sel untuk memacu metabolisme untuk meningkatkan metabolisme pertumbuhan dan perkembangan. Dan sebaliknya, hormon sanggup merangsang sel untuk berhenti melaksanakan metabolisme pertumbuhan dan perkembangan yang artinya akan menghambat atau mendormansikan pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa hormon tumbuhan (fitohormon) telah kita bahas pada artikel sebelumnya. Artikel ini akan membahas fitohormon lainnya yaitu sitokinin, asam absisat, dan gas etilen.


SITOKININ


Penemuan sitokinin terjadi ketika para ilmuwan sedang meneliti senyawa kimia yang bisa meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sel di dalam kultur jaringan. Hormon sitokinin diketahui sebagai distributor yang bisa merangsang pembelahan sel, oleh sebab itu kata sitokinin diambil dari istilah sitokinesis yaitu pembelahan sel. Dari banyak sekali jenis sitokinin pada tumbuhan, zeatin (berasal dari kata zea mays = jagung) ialah yang paling umum. Sitokinin akan berkerja sama dengan hormon lain untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan sel.


FUNGSI:


1. Merangsang Pembelahan dan Differensiasi Sel


Sitokinin aktif dihasilkan pada kelompok jaringan yang aktif ibarat akar, embrio, dan buah. Sitokinin akan didistribusikan ke seluruh sel dan akan memengaruhi sel target. Hormon sitokinin bersama � sama dengan hormon auksin akan memengaruhi sel sasaran untuk membelah dan mengatur differensiasi sel. Hal ini terjadi pada kawasan meristem yang merupakan titik pertumbuhan pada tumbuhan. Sementara diferensiasi sel sangat diharapkan sebab meliputi dengan perkembangan sel. Sel � sel yang telah membelah akan mengalami sedemikian rupa pembentukan jaringan lain yang akan mempunyai fungsi khusus.


Kerja auksin dan sitokinin yang bersama � sama mengatur pembelahan dan diferensiasi sel ialah dengan memanipulasi konsentrasi kedua senyawa tersebut. Jika konsentrasi kedua hormon (auksin dan sitokinin) sama, maka sel akan senantiasa membelah. Namun bila konsentrasi sitokinin lebih tinggi dibanding auksin, maka tunas batang akan berkembang. Sementara bila konsentrasi auksin lebih tinggi dibanding sitokinin maka akar akan terbentuk.


2. Menghambat Penuaan


Sitokinin sanggup menghambat penuaan terhadap organ tertentu pada tumbuhan. Hal ini dibuktikan dengan bila merendam dua daun pada larutan yang berbeda, tanpa sitokinin dan dengan sitokinin. Dan alhasil mengatakan bahwa daun yang direndam pada larutan dengan sitokinin tetap berwarna hijau. Sitokinin menghambat penguraian protein dan merangsang sintesis rna untuk menghasilkan protein tertentu. Kemampuan sitokinin menahan penuaan ini dimanfaatkan oleh tukang bunga untuk mempertahankan bunganya semoga tetap segar (disemprotkan sitokinin).


3. Memecah Dominasi Apikal


Berkaitan dengan poin pertama, bahwa auksin dan sitokinin berperan bersama dalam mengatur differensiasi sel. Namun dalam hal lain kerja sitokinin dan auksin akan saling berlawanan. Auksin merangsang dominansi apikal sementara sitokinin memecah dominansi apikal sehingga akan tumbuh banyak percabangan. Dan sebaliknya ketika auksin merangsang pembentukan akar lateral, maka sanggup dihambat pembentukannya oleh sitokinin.



style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-9290406911233137"
data-ad-slot="2698768695">


ASAM ABSISAT


Asam absisat atau dikenal juga dengan ABA (abscisic acid) merupakan hormon yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. istilah absisat diambil dari istilah absisi yang artinya menghambat. pengaruh ABA sangat penting bagi tumbuhan dalam menghadapi lingkungan yang tidak menguntungkan ibarat dikala demam isu kemarau atau demam isu dingin.


ABA disintesis di dalam akar. Hormon ini ekerja dengan menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel. Pada biji, ABA akan merangsang fase dormansi biji yaitu fase dimana reaksi kimia akan terhenti. Biji akan berkecambah dengan mengingkirkan ABA dari dalam biji. Ketika imbibisi, testa akan pecah sehingga air akan masuk. Masuknya air ke dalam biji merupakan salah satu cara menghilangkan ABA dan akan mengaktifkan hormon lainnya yang memaju pertumbuhan dan perkembangan.


ABA juga berperan sebagai hormon yang merespon cekaman lingkungan contohnya dikala kekeringan yang menciptakan daun � daun menjadi layu. ABA akan menumpuk pada daun yang layu dan merangsang stomata untuk menutup sehingga akan mengurangi transpirasi (penguapan). Sementara dikala demam isu dingin, ABA akan menghambat pertumbuhan primer dan sekunder dengan menghambat pembelahan sel. Selain itu, ABA akan menghambat pembentukan daun dan merangsang primordial daun untuk membentuk sisik semoga sanggup melindungi cuilan tunas apikal yang merupakan kawasan meristem.


GAS ETILEN


Pada jaman dahulu, orang � orang memeram buah semoga cepat matang ialah dengan cara memeram jeruk akrab dengan kompor minyak yang dipanaskan. Kemudian, para petani meyakini bahwa panas kompor merupakan cara paling ampuh untuk memaksa buah semoga cepat matang. Namun, opini ini menjadi hal yang tabu ketika salah satu petani ingin menandakan kebenaran dengan memanaskan salah satu buah di atas kompor yang panas, namu ternyata alhasil ialah buah tidak mengalami apapun.


Para hebat lalu melaksanakan penelitian, dan menemukan bahwa gas hasil pembakaran minyak tanahlah yang disebut dengan etilen yang menciptakan jeruk menjadi cepat matang. Berbeda dengan hormon lainnya, etilen merupakan hormon tumbuhan yang berbentuk gas. Hormon ini didistribukan dengan proteksi udara yang akan masuk ke antar sel. Gas etilen disebut juga gas karbit (nama dagang) disintesis pada buah yang matang. Hormon ini mempunyai beberapa peranan penting bagi tubuh:


1. Pematangan Buah


Gas etilen merangsang sel � sel buah untuk melunak dan merangsang klorosis pada buah. Penyemprotan gas etilen pada buah yang belum matang akan merangsang pematangan pada buah tersebut.


2. Penuaan Tumbuhan


Etilen akan memengaruhi beberapa cuilan di dalam badan tumbuhan untuk memasuki tahap maut (penuaan). Etilen akan merangsang cuilan tumbuhan (sel, jaringan, organ, dan sistem organ) menua. Peristiwa ini terjadi secara alami sebagai bentuk regenerasi cuilan badan tumbuhan.


3. Pengguguran Daun


Pada demam isu kemarau, tumbuhan akan mengadakan penyesuaian salah satunya dengan menggugurkan daunnya. Pengguguran daun ini dirangsang oleh etilen yang merupakan salah satu upaya dalam mengontrol metabolisme dikala kekurangan air.



Sumber https://www.kakakpintar.id