MAKALAH SIGNIFIKANSI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran.

Pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan tersebut dimaksudkan agar dapat membantu proses pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Di samping itu, pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan merupakan sarana penerus nilai-nilai dan gagasan-gagasan sehingga setiap orang mampu berperan serta dalam transformasi nilai demi kemajuan bangsa dan Negara. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, salah satu yang harus ada adalah guru yang berkualitas. Guru yang berkualitas ini adalah guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan  tujuan pendidikan nasional, yakni yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional (UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).
Misalnya, dalam melaksanakan kompetensi pedagogik , guru dituntut memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dalam penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktivitas proses
pembelajaran baik di dalam dan di luar kelas, terutama mmebantu peningkatan prestasi belajar siswa. Dari sini bisa dilihat siginifikansi

B.       Rumusan Masalah.
1.    Apa pengertian dan tujuan pendidikan?
2.    Apa pengertian media pembelajaran dan proses belajar mengajar?
3.    Apa siginfikansi penggunaan media pembelajaran?

C.      Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian dan tujuan pendidikan.
2.    Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran dan proses belajar mengajar.
3.    Untuk mengetahui siginfikansi penggunaan media pembelajaran.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian dan Tujuan Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, Paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan. Sedangkan pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan paedagogos. Dalam bahasa Romawi, pendidikan di istilahkan dengan educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan to educateyang berarti memperbaikimoral dan melatih intelektual.[1]
Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sedangkan, menurut Ensiklopedi Pendidikan, pendidikan berarti semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk memberikan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan keterampilannya kepada generasi di bawahnya sebagai usaha menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun ruhaninya.[2]
Menurut tokoh pendidikan dari Indonesia, Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah upaya menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai  masyarakat mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.[3]
Dari beberapa pengertian pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses menuju kedewasaan yang berbentuk bimbingan dan pengarahan kepada peserta didik guna untuk mengembangkan potensi yang sudah dimiliki sebelumnya oleh peserta didik dan membentuk pribadi yang baik dalam status sosialnya didalam masyarakat juga lingkungannya
Tujuan Pendidikan (Kemdiknas): "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[4] Dalam arti lain, tujuan pendidikan adalah untuk membantu individu agar dapat hidup lebih baik dalam masyarakat yang berkualitas yang dapat hidup layak dalam dunia yang sedang maju, dan mampu mempertahankan eksistensinya dalam masyarakat modern.[5] Untuk mencapai tujuan pendidikan di atas perlu adanya proses pembelajaran yang baik dan pemenuhan semua komponen-komponen pendidikan seperti Kurikulum, metode, strategi pembelajaran, pendekatan dan media pemebalajaran yang mendukung terwujudnya tujuan pendidikan.

B.       Media Pembelajaran dan Proses Pembelajaran.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terncana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimaannya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.[6]Dengan demikian, tujuan pemanfaatan media dalam proses pembelajaran adalah untuk mengefektifkan dan mengefesienkan proses pembelajaran itu sendiri. Dalam arti sempit, media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana, sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks akan tetapi juga mencangkup alat-alat sederhana, seperti: slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, objek-objek nyata serta kunjungan keluar sekolah.[7]
Proses pembelajaran melibatkan aktivitas yang kompleks, bukan sekedar transfer of knowledge dari pendidik kepada peserta didik secara tekstual. Dalam setiap pembelajaran, harus diupayakan untuk dapat mengantarkan peserta didik pada penguasaan kompetensi yang dicanangkan, termasuk nilai-nilai dan sikap yang melandasinya.[8]Oleh karena itu pembelajaran tidak harus selalu dilaksanakan di kelas. Adakalanya pembelajaran harus dilaksanakan di laboratorium atau di lapangan. Dalam hal ini tentu diperlukan strategi dan keterampilan yang berbeda. Proses pembelajaran pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses mengajar.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyamapaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima pesan. Komponen proses komunikasi tersebut adalah pesan, sumber pesan, media dan penerima pesan. Proses pembelajaran tatap muka antara guru dengan siswa biasanya dilakukan didalam kelas (ruang) proses ini disebut proses komunikasi primer, selain proses itu guru juga bisa menggunkan proses komunikasi sekunder dengan bantuan media pembelajaran seperti LCD, TV, radio dan lain sebagainya.


C.      Signifikansi Penggunaan Media Pembelajaran
Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar menjadi suatu yang penting dalam tujuan pendidikan. Media pembelajaran juga merupakan sebuah sarana menyampaikan pesan yang berupa alat fisik yang dapat membantu dan mempermudah dalam proses belajar mengajar denga tujuan untuk meningkatkan mutu dari proses belajar mengajar serta mampu menggugah minat belajar.
Sejalan pandangan di atas guru-guru pun dianggap sebagai media penyajian dalam proses pembelajaran, disamping radio dan televise dan lain-lain. Karena sama-sama membutuhkan dan menggunakan banyak waktu untuk menyampaikan informasi kepada para siswa. Hanya saja, guru-guru punya fungsi lainnya misalnya menyusun perencanaan pengajaran, dan pelaksanaan penilaian, sedangkan alat-alat tidak melakukan fungsi-fungsi tersebut.  
Sedangkan bahasa guru dapat disebut juga sebagai media dalam konteks pendidikan. Bahasa guru dalam proses pembelajaran tersebut dapat secara verbal maupun non verbal. Bahasa verbal adalah semua jenis komunikasi yang menggunakan satu kata atau lebih, dan bahasa non verbal adalah semua pesan yang disampaikan tanpa kata-kata atau selain dari kata-kata yang kita gunakan. Dengan demikian, proses penyampaian pikiran dan atau perasaan dapat dilakukan secara tatap muka (proses komunikasi primer) dan bisa dilakukan melalui saluran lain (proses komunikasi sekunder).[9]Dengan demikian, proses penyampaian pikiran dan atau perasaan dapat dilakukan secara tatap muka (proses komunikasi primer) dan bisa dilakukan melalui saluran lain (proses komunikasi sekunder). Proses pembelajaran tatap muka antara guru dengan siswa biasanya dilakukan didalam kelas (ruang) proses ini disebut proses komunikasi primer, selain proses itu guru juga bisa menggunkan proses komunikasi sekunder dengan bantuan media pembelajaran seperti LCD, TV, radio dan lain sebagainya
Dalam proses pembelajaran proses berupa isi ajaran dan pendidikan yang ada dalam Kurikulum, guru sebagai sumberpesan yang di tuangkan dalam symbol symbol komunikasi . baik verbal dan non verbal yang disebut media dan penerima pesan di sebut peserta didik. Proses penuangan pesan dalam symbol komunikasi disebut encording dan proses. Guru dan media pembelajaran merupakan dua faktor yang berkaitan erat dengan tercapainya tujuan proses belajar mengajar.
Prinsip-prinsip pemanfaatan diantaranya ialah:[10]
           Penggunaan media pembelajaran hendaknyadipanadang bagian integral dari system pengajaran dan bukan hanya sebataa alat bantu.
           Media pembelajaran hendaknya di pandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan maalah yang dihadapidalam proses belajar mengajar
           Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran.
           Guru seharusnya memperhitungkan untung rugi nya pemanfaatan media pembelajaran.
           Penggunaan media harus di organisir secara sistematis bukan sembarang menggunakannya
           Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih macam media maka guru dapat memeanfaatkan multi media.





BAB III
PENUTUP

Kesimpulan.
            Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
            Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terncana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimaannya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Proses pembelajaran melibatkan aktivitas yang kompleks, bukan sekedar transfer of knowledge dari pendidik kepada peserta didik secara tekstual. Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyamapaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima pesan.
            Guru dan media merupakan hal yang tidak terpisah guru sebagai sumber informasi dan media sarana pengantar pesan. Proses belajar mengajar menjadi suasana menyenangkan ketika seorang guru dapat memilih media dengan tepat. Sehingga materi dapat disampaikan dengan baikk. Guru tidak hanya dituntut menguasai materi yang di ajarkan melainkan juga dituntut untuk memilih dan menggunakan media secara efektif dan efisien.




DAFTAR PUSTAKA

Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press.
Harjanto. 2011.  Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gandh, Teguh Wangsi HW. 2011.  Filsafat Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press Group.
Rohanah,  Titek.. Diktat Perencanaan Pembelajran.
Sukarno, 2012. Metodologi Pendidikan Islam. Surabaya: elKAF.
Suwarna,  Wiji. 2009.  Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
______________. 2011. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional,.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.





[1] Wiji Suwarna,  Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hal 19
[2] Teguh Wangsa Gandhi HW, Filsafat Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal 63
[3] Ibid, hal 64
[4] Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 8.
[5] Sukarno, Metodologi Pendidikan Islam, (Surabaya: elKAF, 2012), 25.
[6] Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: GP Press Group, 2013), 8.
[7] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), 247.
[8] Titek Rohanah,  Diktat Perencanaan Pembelajaran,�7.
[9] Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: GP Press Group, 2013), 9.
[10] Asnawir dan Badyrudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), 20.