KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Palembang, 22 Agustus 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................
B. PERUMUSAN MASALAH ..........................................................................
C. TUJUAN ........................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
A. PENGANTAR MANAJEMEN ...........................................................................
a. Pengertian manajemen ...................................................................................
b. Tujuan bisnis ..................................................................................................
c. Fungsi bisnis ..................................................................................................
d. Elemen-elemen dalam fungsibisnis ...............................................................
B. BISNIS .................................................................................................................
a. Pengertian manajemen ...................................................................................
b. Fungsi manajemen .........................................................................................
c. Sarana Manajemen .........................................................................................
d. Prinsip Manajemen ........................................................................................
e. Manajemen dalam Perusahaan .......................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan memiliki tantangan untuk tetap mempertahankan usahanya
antara lain bagaimana untuk mempertahankan usahanya, menjaga kualitas pelayanan agar
dapat bersaing para pesaing lainya yg sekarang banyak bermunculan. Salah satu faktor
yang harus diperhatikan dalam menjaga kualitas pelayanan yaitu dengan memberikan
pelayanan yang memuaskan, sesuai dengan atau melebihi harapan pelanggan. Sehingga
dirasakan sangat penting untuk mengetahui pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan.
B. Perumusan Masalah
Dalam memberikan pelayanan seringkali terjadi perbedaan kualitas antara yang
diberikan suatu perusahaan yang diharapkan oleh pelanggan. Besarnya perbedaan
kualitas tersebut tergantung dari seberapa besar perusahaan tersebut dapat memenuhi
kebutuhan dan harapan pelanggannya serta tergantung pada perilaku pelanggan dalam
membeli, menggunakan dan mengevaluasi jasa yang diberikan.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu khususnya untuk memenuhi salahsatu
tugas matakuliah Administrasi Bisnis, dan pada umumnya untuk mengulas tentang materi
pengantar bisnis dan manajemen.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengantar Bisnis
a. Pengertian Bisnis
Bisnis Merupakan organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis
lainnya, untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya. Secara historis, bisnis berasal dari kata
business yang berasal dari kata dasar busy yang berarti “sibuk”. Dalam artian, sibuk
mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan
b. Tujuan Bisnis
Dalam berbisnis atau berwirausaha tentu kita mempunyai tujuan, unuk iyu sebelumnya
kita harus berusaha mengolah bahan untuk dijadikan produk yang diperlukan oleh konsumen
yaitu berupa barang dan jasa. Sedangkan, tujuan dari perusahaan adalah mendapatkan laba
maksimum, yakni suatu imbalan yang diperoleh oleh perusahaan dari penyediaan suatu produk
bagi para konsumen.
c. Fungsi Bisnis
Adapun beberapa fungsi dari Bisnis diantaranya adalah :
1. Acquiring Raw Materials ( memperoleh bahan baku)
Dalam membuat roti kita memerlukan tepung terigu untuk membuatnya, membuat lemari
kita juga memerlukan kayu untuk membuatnya, dan dalam membuat buku tulis kita
memerlukan dahan untuk membuatnya.
2. Manufacturing Raw Materials into products
Setelah bahan baku yang kita peroleh nanti akan diolah menjadi sebuah produk. Misalnya
: Dalam membuat roti, tepung terigu diubah menjadi roti dengan berbagai rasa.
3. Distributing Products to Consumers
Produk yang dihasilkan lalu di distribusikan kepada konsumen.
d. Elemen-elemen dalam sistem bisnis
Elemen-Elemen dalam sistem bisnis terdiri dari empat, yaitu :
1. Modal (Capital) Sejumlah uang yang digunakan untuk menjalankan kegiatan bisnis
yaitu transaksi.
2. Bahan-bahan (Materials) Faktor produksi yang diperlukan dalam melaksanakan
aktifitas bisnis untuk diolah dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat.
3. Sumber Daya Manusia ( SDM) Kualifikasi SDM, yakni memiliki kemampuan
kompetitif dan berkualitas tinggi.
4. Keterampilan Manajemen ( Management Skill) Sistem manajemen yang dijalankan
berdasarkan prosedur dan tata kerja manajemen.
B. MANAJEMEN
a. Pengertian Manajemen
Menurut Wikepidia Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen
belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker
Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky
W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan
dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas
yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
b. Fungsi Manajemen
Inilah beberapa fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan.
Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu :
1. perencanaan
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan
dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana
alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang
dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan,
fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan
2. pengorganisasian
Fungsi kedua adalah pengorganisasian atau organizing. Pengorganisasian
dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang
lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-
bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang
harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.
3. Pengarahan
Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang
agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan (leadership).
4. pengendalian.
Pengevaluasian atau evaluating dalah proses pengawasan dan pengendalian performa
perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam
operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi
semakin besar.
c. Sarana Manajemen
Dalam manajemen, sarana (tools) adalah hal yang paling menentukan bagi Manusia yang
membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada
manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Material
terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk
mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki
dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki. Machine atau
digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta
menciptakan efesiensi kerja. Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya
pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja
suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-
fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat
meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak
mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan
utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri. Market atau pasar adalah tempat di mana
organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya.
d. Prinsip-prinsip Manajemen
Prinsip dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum
yang merupakan sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Dalam hubungannya dengan
manajemen, prinsip-prinsip bersifat fleksibel dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai
dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-sitauasi yang berubah. Prinsip manajemen ini disusun
oleh Henry Fayol.
Prinsip-prinsip umum manajemen (general principle of management) teridiri dari:
1. Pembagian kerja (Division of work) Pembagian kerja harus disesuaikan dengan
kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh
karena itu, dalam penempatan harus menggunakan prinsip the right man in the
right place. Pembagian kerja harus subyektif yang didasarkan atas dasar like and
dislike.
2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility) Wewenang dan
tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan
pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin
kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula
sebaliknya.
3. Disiplin (Discipline) Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila
wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang.
4. Kesatuan perintah (Unity of command) Dalam melakasanakan pekerjaan,
karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan
kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus
bertanggung jawab sesui dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang
datang dari manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya
wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja.
5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction) Kesatuan pengarahan bertalian erat
dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap
kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah
sehingga menimbulkan arah yang berlawanan.
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri Setiap. Hal
semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan
berjalan dengan loancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
7. Penggajian pegawai Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang
menentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Sistem penggajian harus
diperhitungkan agar menimbuulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja sehingga
karyawan berkompetisi untuk membuat prestasi yang lebih besar
8. Pemusatan (Centralization) Pemusatan wewenang bukan berarti adanya
kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari
kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini
juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority)
9. Hirarki (tingkatan) Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila
pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki
diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya
berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan
mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat
perintah.
10. Ketertiban (Order) ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai
tujuan.
11. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan
memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur akan
menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan
dan kejujuran pada bawahannya.
12. Stabilitas kondisi karyawan Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus
dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan
karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban
dalam kegiatan. sebagai makhluk sosial yang memiliki keinginan, perasaan dan
pikiran
13. Prakarsa (Inisiative) Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang
menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan
suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi
dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman
seseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus
dihargai.
14. Semangat kesatuan, semangat korps Setiap karyawan harus memiliki rasa
kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat
kerja sama yang baik.
e. Manajemen dalam perusahaan
Dengan adanya suatu pengelolaan dan manajemen yang baik maka suatu perusahaan
akan mampu bertahan dari segala tekanan, kendala, dan rintangan yang ada. Bahkan akan
berkembang menjadi lebih besar dan lebih baik lagi. Tidak selamanya suatu perusahaan yang
telah melakukan segala sesuatunya dengan baik akan sukses. Terkadang ada beberapa kendala
atau halangan yang tidak dapat dihindari contohnya tertipu rekan kerja atau tertimpa bencana
serta kendala-kendala lainnya.
Berikut adalah beberapa prinsip dan standarisasi yang diharapkan mampu mendukung
kemajuan dan perkembangan suatu perusahaan:
1. Perencanaan yang matang. Misalnya dalam membuat suatu produk maka kita harus
melakukan penelitian terlebih dahulu mengenai pasar, konsumen, produk pesaing, dan
kendala-kendala yang mungkin akan muncul agar produk kita tepat sasaran dan tidak
gugur bila terkena berbagai tekanan dan kendala yang muncul
2. Terbuka dan Selalu Belajar Perkembangan dunia bisnis begitu cepat. Begitu banyak
bidang yang mendukung suatu bisnis misalnya bidang teknologi informasi. Begitu
banyak perubahan yang terjadi diluar perusahaan, karena itu kita tidak boleh tertutup
dan harus berusaha menerima perubahan yang ada
3. Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, Loyal, dan Sejahtera. Sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas merupakan kunci penggerak perusahaan. Dengan adanya SDM
yang mampu menggerakkan perusahaan dengan baik maka suatu perusahaan akan
mampu berkembang dan melakukan bisnisnya dengan efektif dan efisien. SDM yang
berkualitas tidaklah cukup untuk menjalankan perusahaan dalam jangka panjang.
Diperlukan loyalitas pegawai terhadap perusahaan tempat dimana dia bekerja.
C. KETERAMPILAN-KETERAMPILAN MANAJEMEN
Keterampilan adalah suatu kemampuan untuk menerjemahkan pengetahuan ke dalam praktis sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Keterampilan yang paling penting adalah keterampilan yang memungkinkan manajer bisa membantu orang lain sehingga menjadi lebih produktif di tempat kerja.
Robert L.Katz menggolongkan keterampilan dasar manajer menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Keterampilan Teknis (Technical Skill)
Kemampuan untuk menggunakan keahlian dalam melakukan tugas tertentu. Keterampilan ini sangat dibutuhkan bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah.
2. Keterampilan Kemanusiaan (Human Skill)
Kemampuan bekerja sama dengan orang lain.
3. Keterampilan Konseptual (Conceptual Skill)
Kemampuan untuk melihat situasi secara luas (Comprehensive) serta mampu memecahkan persoalan yang akan memberikan manfaat bagi mereka yang perlu diperhatikan.
Walaupun ketiga keterampilan tersebut penting namun tingkat kepentingan masing-masing cenderung berbeda-beda sesuai dengan tingkat tanggung jawab manajerial dan tergantung pada tipe organisasi, tingkat manajerial dan fungsi yang sedang dilaksanakan.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
D. Penetapan tujuan bisnis dan Perumusan Strategi
Penetapan tujuan bisnis (business goals) berarti menetapkan tujuan-tujuan yang menjadi sasaran sebuah bisnis. Setiap bisnis memerlukan tujuan karena itu pembahasan dimulai dari aspek-aspek dasar penentuan tujuan organisasi. Selanjutnya, manajer juga perlu membuat keputusan tentang serangkaian tindakan atau program kerja yang bersifat komprehensif dan terintegrasi dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian, penentuan program kerja atau strategi tersebut tidak mungkin dibuat berdasarkan satuan problem sementara atau hanya untuk memenuhi kebutuhan yang muncul seketika. Namun, penentuan program tersebut meliputi cakupan yang lebih luas dalam menghadapi perubahan lingkungan dan tantangan-tantangan yang muncul di masa mendatang.
1. Penetapan Tujuan
Tujuan (goals) merupakan target kinerja, yang menjadi alat ukur keberhasilan atau kegagalan kinerja sesuai sasaran yang diharapkan dan direncanakan. sebuah organisasi akan berfungsi secara sistematis apabila organisasi tersebut telah menetapkan tujuan/goals dan rencana strategis terlebih dahulu. Namun demikian, fungsi tersebut dapat terwujud apabila suatu organisasi melibatkan sumber dayanya secara efektif pada tiap tingkatan manajemen dalam mencapai tujuannya. Griffin dan Ebert (2002) menjelaskan secara spesifik 4 maksud utama penetapan tujuan organisasi tersebut.
Penentuan tujuan dapat memberi arah dan panduan bagi para karyawan di semua tingkatan manajemen. Apabila semua karyawan sampai tingkat yang paling bawah mengetahui dengan jelas apa yang ingin dicapai perusahaan maka lebih kecil kemungkinan akan terjadi kesalahan-kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Penentuan tujuan dapat membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki. Contohnya, apabila perusahaan menginginkan peningkatan pasar yang lebih besar pada satu tahun selanjutnya maka perusahaan dapat memfokuskan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan ini.
Penentuan tujuan dapat membantu perusahaan untuk menentukan budaya perusahaan (corporate culture).
Penetapan Tujuan dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan dan melakukan perbaikan.
2. Jenis-jenis Tujuan
Tujuan suatu perusahaan sangat terkait dengan aktivitas perencanaan strategis sebagai upaya manajemen dalam menentukan arah yang ingin dicapai. sebagai langkah awal setiap perusahaan perlu mengembangkan visi dan misi. Visi adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang dicapi suatu organisasi dalam jangka panjang. Sementara itu, misi adalah pernyataan tentang “alasan keberadaan” suatu organisasi dan menjelaskan pertanyaan seputar “apa bisnis kita”. Pada perusahaan-perusahaan besar, manajemen tingkat atas menggambarkan visi dan misi ini dengan sangat jelas karena semua karyawan harus memahami dua pernyataan ini.
Perusahaan umumnya memilki tujuan jangka panjang, menengah, dan pendek.
Tujuan jangka panjang (long term goals) adalah serangkaian tujuan yang ditetapkan untuk jangka waktu yang panjang, biasanya untuk lima tahun mendatang atau lebih.
Tujuan jangka menengah (intermediate goals) merupakan serangkaian tujuan untuk jangka waktu satu sampai lima tahun mendatang.
Tujuan jangka pendek (short term goals) merupakan serangkaian tujuan untuk jangka waktu kurang dari setahun.
Pada umumnya tujuan jangka panjang menggambarkan mengenai tujuan besar yang ingin dicapai oleh perusahaan. Sedangkan pada tujuan jangka pendek berkaitan dengan target pencapaian perusahaan dalam jangka waktu yang lebih singkat, yaitu 1 atau 2 tahun. Apabila perusahaan memilki beberapa departemen/unit kerja maka umumnya setiap departemen tersebut memilki tujuan-tujuan jangka pendek masing-masing yang selaras dengan tujuan jangka panjang perusahaan.
3. Langkah-langkah penyusunan strategi perusahaan
penetapan strategi perusahaan akan menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai visi dan misinya. Grifin dan Ebert (2002) menjelaskan proses penetapan strategi perusahaan yang mencakup 3 langkah, yaitu penetapan tujuan strategik, melakukan analis lingkungan, serta memadukan kondisi organisasi dengan lingkungannya.
4. Hierarki Perencanaan
Grifin dan Ebert (2002) menjelaskan perencanaan (plans) dapat dipandang dari tiga tingkatan yaitu rencana yang bersifat strategis, taktis, dan operasional. Tanggung jawab manajerial didefinisikan pada setiap tingkatan. Tingkatan perencanaan tersebut menunjukkan suatu hierarki karena perencanaan memungkinkan untuk diimplementasikan bila memiliki alur logis dari tingkat yang satu ke tingkat selanjutnya.
Rencana strategis (strategic plans) mencerminkan keputussan-keputusan mengenai alokasi sumber daya, prioritas perusahaan, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai strategic goals.
Rencana taktis (tactical plans) adalah rencana-rencana dengan jangka waktu lebih singkat untuk mengimplementasikan aspek-aspek tertentu dari rencana trategik. Biasanya rencana taktis melibatkan manajer tingkat menengah dan atas.
Rencana operasional (operational plans), yang dikembangkan oleh manajer tingkat menengah dan bawah, menetapkan target-target jangka pendek untuk menengah dan bawah, menetapkan target-target jangka pendek untuk menghasilkan kinerja harian, mingguan, atau bulanan.
5. Perencanaan Kontinjensi dan Manajemen Krisis
Dikarenakan lingkungan bisnis sering kali berada dalam kondisi yang tidak pasti dan hal yang tidak dapat diduga tersebut mungkin menimbulkan masalah besar, kebanyakan manajer memahami bahwa bahkan rencana yang sangat matang pun dapat gagal. Oleh karena itu, biasanya para manajer mengembangkan rencana alternatif atau rencana cadangan. Umumnya terdapat 2 jenis metode yang diterapkan untuk menghadapi ketidakpastian, yaitu contingency planing dan crisis management.
Contingency planning atau perencanaan kontinjensi. Perencanaan ini diterapkan karena adanya kebutuhan untuk mendapatkan solusi terhadap aspek-aspek tertentu atas suatu masalah. Contingenscy planning pada dasarnya memang dibuat untuk menghadapi perubahan yang mungkin terjadi sehingga perusahaan dapat melanjutkan operasinya dengan cepat dan lancar setelah terjadi kejadian yang tidak diharapkan. Kegiatan perencanaan ini melibatkan 2 komponen, yaitu kelangsungan bisnis dan komunikasi publik.
Crisis management atau manajemen krisis. Krisis adalah suatu keadaan darurat atau tak terduga yang membutuhkan respons secepatnya untuk menghadapi suatu kondisi darurat tersebut.
BAB 3
Penutup
Bisnis Merupakan organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis
lainnya, untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya. Secara historis, bisnis berasal dari kata
business yang berasal dari kata dasar busy yang berarti “sibuk”. Dalam artian, sibuk
mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam berbisnis atau berwirausaha tentu kita mempunyai tujuan, unuk iyu sebelumnya
kita harus berusaha mengolah bahan untuk dijadikan produk yang diperlukan oleh konsumen
yaitu berupa barang dan jasa. Sedangkan, tujuan dari perusahaan adalah mendapatkan laba
maksimum, yakni suatu imbalan yang diperoleh oleh perusahaan dari penyediaan suatu produk
bagi para konsumen.
Daftar Pustaka
Widyatmini. 1996. Diktat Pengantar Bisnis. Gunadarma : Jakarta. DH Basu Swastha
DR. 1998. Pengantar Bisnis Modern. Liberty : Yogyakarta. Solihin Ismail. 2006 .
Pengantar Bisnis. Prenada Me
dia : Jakarta http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis