Awas! Kualitas Sperma Pria Bisa Buruk Karena Zat Kimia yang Ada di Sabun

SilahkanSHARE! | Kualitas Sperma Pria | Terkadang kita suka abai untuk berhati-hati dalam menjaga kesehatan. Apalagi untuk masalah-masalah yang memang tidak kita ketahui, maka seringkali kita tanpa sadar melakukan kebiasaan buruk yang bisa mengganggu kesehatan kita.

Salah satu kebiasaan buruk yang terkadang kurang kita ketahui dan sadari adalah terkait dengan penggunaan sabun.

Ternyata, baru-baru ini ditemukan sebuah hasil riset, yang menyebutkan bahwa ternyata di dalam sabun, terkadang ada yang mengandung zat kimia bernama Paraben, yang bisa menurunkan Kualitas Sperma Pria.

Dikutip dari detikHealth [18/8/2017], disebutkan bahwa Paraben, bahan kimia yang umum terdapat dalam sabun dan produk kosmetik lainnya, dikaitkan dengan menurunnya kualitas sperma pria.

Hal ini dibuktikan oleh studi terbaru dari Polandia. Joanna Jurewicz dari Nofer Institute of Occupational Medicine, Lodz, Polandia, melakukan penelitian terhadap efek sabun yang mengandung paraben kepada 315 pria.

Hasilnya, pria yang menggunakan sabun yang mengandung paraben memiliki kadar testosteron yang lebih rendah, bentuk sperma yang abnormal dan gerakan yang lambat. Joanna mengatakan hal-hal tersebut membuat kualitas sperma menurun, yang meningkatkan risiko infertilitas pria.

Peneliti juga menemukan bahwa paraben memengaruhi pembentukan DNA, di mana sperma menjadi lebih sulit bergerak dan tidak bisa berenang jauh untuk mencapai sel telur.

"Untuk menghindari penggunaan paraben memang sangat sulit karena kegunaannya yang luas. Yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir paparan paraben dengan menggunakan produk-produk perawatan diri yang bebas paraben," ungkap Joanna, dikutip dari Reuters.

Dalam studi yang diterbitkan di Journal of Occupational and Environmental Medicine, peneliti menyebut bahwa paraben dapat memengaruhi sitem hormon, reproduksi, saraf hingga kekebalan tubuh.

Sayangnya, belum diketahui berapa jumlah paparan paraben yang dapat memengaruhi kesehatan. "Tidak ada yang mengerti bagaimana mekanisme paraben memperburuk kesehatan manusia, atau berapa jumlahnya yang berbahaya,"ungkap Marisa Bartolomei dari University of Pennsylvania Perelman School of Medicine in Philadelphia.

Selain kesuburan pria, paraben juga diasosiasikan dengan kanker payudara. Peneliti telah mengetahui bahwa paraben sedikit menyerupai fungsi hormon estrogen pada wanita. Sedangkan hormon estrogen sendiri merupakan faktor risiko kanker payudara.

Penelitian tahun 2004 menemukan adanya paraben dalam sampel jaringan kanker payudara, namun 99 persen paraben dapat diperoleh dari berbagai sumber, termasuk kosmetik dan makanan.

American Cancer Society mengatakan 99 persen manusia sebenarnya terpapar oleh paraben setiap hari, namun hingga kadar tertentu bahan tersebut aman bagi manusia.

Penelitian tahun 2002 juga membuktikan, tidak ada bukti peningkatan risiko kanker pada pengguna parfum dan deodoran.

Dengan membaca informasi ini, semoga saja kita semakin lebih berhati-hati lagi dalam menggunakan sabun mandi.