Keren! Siswa SD Ini Berhasil Buat Generator Penangkal COVID-19

Informasiguru_Siswa kelas V SDN 2 Butuhan, Desa Butuhan, Kecamatan Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, Adiatma Faturohman dan Muhammad Eko Pujianto membuat Ozon Generator ruangan. Alat tersebut digunakan untuk mensterilkan kelas dari virus dan kuman, termasuk COVID-19.

"Ini namanya automatic ozon generator. Ini untuk mensterilkan udara dalam ruangan, untuk mengurangi penularan COVID-19," ungkap Adiatma pada wartawan di SDN 2 Butuhan, Kamis (21/10/2021) siang.

Adiatma menjelaskan alat itu akan membuat ozon dan kipas di dalamnya akan menyebarkan ozon ke seluruh ruangan. Adapun, proses pembuatannya memakan waktu sekitar satu bulan.

"Alat itu kita yang buat, kita buat satu bulan. Buatnya ya lumayan susah, kita diajari mister dari Sekolah robot," sambung Aditama.

Untuk membuat alat itu, sebut Aditama, dibutuhkan beberapa alat yang dirangkai di dalam box. Rangkaian itu mulai dari ozon generator, kabel, timer dan barang lainnya.

"Alatnya kipas, ozon generator, Kabel jumper, terminal dan lainnya. Biayanya hanya habis Rp 750.000, ini lebih murah dari harga alat di pasaran," papar Aditama.

Direktur LKP Autobots School Klaten, Agur Yake Mulia mengatakan LKP hanya membimbing. Latar belakang pembuatan alat itu karena siswa sudah mulai pembelajaran tatap muka.

"Saat ini kan anak mulai PTM, mereka memiliki ide agar sekolah semakin aman, termasuk jika ada COVID dan mereka membuat Automatic Ozon mesin ini. Alat ini untuk mensterilisasi ruangan," ungkap Agur pada wartawan.

Alat ini, papar Agur, bisa otomatis menyala dan mati. Ozone merupakan zat berbahaya jika dihirup langsung.

"Dengan alat ini virus akan mati, alat ini dibuat otomatis. Ozon sangat ampuh membunuh virus tapi kalau dihirup langsung bisa berbahaya," sebut Agur.

Dengan alat itu, imbuh Agur, bisa menghasilkan ozon dan menyebarkan ke seluruh ruangan. Untuk listrik alat ini menggunakan energi sebesar 300 watt dengan hasil 10 gram per jam.

"Untuk listrik 300 watt dengan hasil 10 gram per jam. Kapasitas luas ruangan tidak terpengaruh, tinggal lama tidaknya hidup," kata Agur.

Saat mesin hidup, terang Agur, ruangan harus dikosongkan. Setelah itu baru digunakan karena sudah steril dari kuman dan virus.

"Kita baca literatur sampai 90 persen efektif membunuh virus. Tapi tidak boleh langsung dihirup lebih dari 10 menit, jadi saat mesin hidup ruang tertutup, baru dibuka setelah mati dan ruangan dibuka digunakan," imbuhnya.

Sementara itu, Kasek SDN 2, Suwarto mengatakan alat itu untuk mensterilkan ruangan dari kuman dan virus agar belajar siswa bisa tenang. Pihaknya pun berencana untuk membuat alat tersebut di setiap ruangan.

"Agar belajar tenang setelah ada COVID. Kalau ada biaya kita akan buat per ruangan alat itu," ungkap Suwarto pada wartawan.


Sumber : Detik.com

Demikian informasi ini semoga bermanfaat, silahkan simak informasi lainnya dibawah ini.