Hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD. Dalam pidatonya, pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) masih menjadi titik berat Kepala Negara.
Kali ini, Jokowi memberi apresiasi terhadap soliditas seluruh alat negara dalam penanganan pandemi. Legislatif, eksekutif, bahkan aparat penegak hukum ikut membantu Indonesia berjuang mengatasi pandemi.
"Sejak awal pandemi, lembaga legislatif dan lembaga pemeriksa memberikan dukungan kepada pemerintah untuk cepat mengonsolidasikan kekuatan fiskal. TNI, Polri, dan birokrasi dari tingkat nasional sampai ke tingkat desa, terus bahu-membahu dalam melakukan pendisiplinan protokol kesehatan, 3T, termasuk vaksinasi dan penyiapan fasilitas isolasi terpusat.
"Hampir semua Forkopimda bergerak terpadu dalam mengatasi permasalahan kesehatan dan perekonomian. Manajemen lapangan dalam testing, tracing, treatment serta vaksinasi, telah mengasah kepemimpinan di semua level pemerintahan. Saya yakin, kapasitas respons kita dalam menghadapi ketidakpastian di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain juga semakin baik dan semakin kokoh," papar Jokowi, Senin (16/8/2021).
Setelah lebih dari setahun bergulat dengan pandemi, Jokowi menilai Indonesia sudah semakin kuat dan beradaptasi. Sistem pelayanan kesehatan semakin kuat, para tenaga kesehatan tetap bekerja penuh dedikasi.
"Penyediaan layanan kesehatan oleh pemerintah maupun swasta juga mengalami peningkatan yang menggembirakan. Layanan kesehatan di banyak daerah bertambah cukup signifikan, baik dalam hal penambahan kapasitas tempat tidur, maupun fasilitas pendukungnya. Yang sangat mengharukan dan membanggakan adalah kerja keras dan kerja penuh pengabdian dari para dokter, para perawat, dan tenaga kesehatan yang lainnya," lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Akan tetapi, Jokowi menggarisbawahi bahwa perjuangan melawan pandemi belum usai. Jokowi juga menekankan bahwa Indonesia masih punya pekerjaan rumah yang kudu diselesaikan.
"Kemandirian industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan masih menjadi kelemahan serius yang harus kita pecahkan. Tetapi, pandemi telah mempercepat pengembangan industri farmasi dalam negeri, termasuk pengembangan vaksin merah-putih, dan juga oksigen untuk kesehatan," katanya.
Dalam penanganan pandemi, Jokowi menegaskan tidak boleh ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Jangan sampai pandemi dijadikan sarana untuk mengeruk keuntungan pribadi dan golongan dengan mengorbankan kepentingan rakyat.
"Ketersediaan dan keterjangkauan harga obat akan terus kita jamin, dan tidak ada toleransi sedikit pun terhadap siapa pun yang mempermainkan misi kemanusiaan dan kebangsaan ini. Selain itu, pemerintah bekerja keras mengerahkan semua sumber daya demi mengamankan pasokan kebutuhan vaksin nasional," tambah Jokowi.
Jokowi juga memberikan pesan seputar vakinasi. Kepala Negara kembali menegaskan bahwa pasokan vaksin harus dinikmati oleh seluruh masyarakat dunia, jangan ada ketidakadilan dan kesenjangan. Indonesia akan terus berjuang untuk pemerataan pasokan vaksin.
"Indonesia juga terus memperjuangkan kesetaraan akses terhadap vaksin untuk semua bangsa. Sebab, perang melawan Covid-19 tidak akan berhasil jika ketidakadilan akses terhadap vaksin masih terjadi. Melalui diplomasi vaksin inilah, kita telah menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia berperan aktif untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial," tutur Jokowi.[cnbcindonesia.com]