Kondisi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk saat ini mengkhawatirkan. Keuangan maskapai pelat merah ini sedang dalam kondisi yang kurang baik.
Garuda Indonesia menawarkan pensiun dini ke karyawan. Tak ada PHK, hanya pensiun dipercepat secara sukarela.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara soal kondisi Garuda Indonesia. Ia akan mempertahankan 1.300 pilot dan kru kabin dan pegawai lainnya.
"Dari hasil laporan saya yang saya dapatkan, bahwa kita tetap mempertahankan 1.300 itu pilot dan kru kabin dan lainnya, 2.300 pegawai. Kalau negara lain, jangan saya yang bicara, sudah dalam proses yang lebih parah dari Garuda," ungkapnya dalam konferensi pers di Kementerian BUMN Jakarta, Rabu (2/6/2021).
Ia juga bicara soal skema penyelamatan Garuda Indonesia. Ia mengaku, pemerintah mengajukan sejumlah opsi penyelamatan Garuda.
"Garuda kita ada propose 4 tahapan. 1-2-3-4, saya nggak mau berdebat tahapan itu, kan temen-temen media udah dapet, ini tahapannya 1-2-3-4," ungkapnya.
Ada empat skema penyelamatan Garuda Indonesia yang beredar belakangan ini, mulai dari disuntik modal hingga dilikuidasi.
Skema pertama, pemerintah akan terus mendukung Garuda melalui pemberian pinjaman atau suntikan ekuitas alias modal.
Kedua, menggunakan hukum perlindungan kebangkrutan untuk merestrukturisasi Garuda. Adapun penjelasannya, menggunakan legal bankcruptcy process untuk merestrukturisasi utang, sewa, kontrak kerja.
Ketiga, merestrukturisasi Garuda dan mendirikan perusahaan maskapai nasional baru. Keempat, Garuda dilikuidasi dan sektor swasta dibiarkan untuk mengisi kekosongan. Kemudian, mendorong swasta untuk meningkatkan layanan udara misalnya dengan pajak bandara atau subsidi rute yang lebih rendah.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga tidak membenarkan dan tidak membantah saat dikonfirmasi mengenai kebenaran opsi penyelamatan Garuda yang beredar di media sosial tersebut. Dia hanya mengatakan, terpenting saat ini ialah Garuda masuk ke restrukturisasi.
"Nanti saja opsi-opsi tersebut, yang penting saat ini kita masuk ke restrukturisasi," katanya kepada detikcom.
Sementara, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra tak banyak berkomentar mengenai opsi ini. Dia hanya meminta untuk dicek di Kementerian BUMN.
"Cek kementerian," katanya singkat.
Namun, saat ditanya lagi apakah perusahaan telah diajak membahas opsi tersebut, ia mengiyakan. Namun, dia bilang, belum ada keputusan.
"Udah (dibahas)," tambahnya.[detik.com]