GAMA e-Nose (GeNose) merupakan alat pendeteksi Covid-19 produk inovasi dari peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan cara mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama hembusan nafas ke dalam kantong khusus.
GeNose C19 sudah mendapatkan izin edar Kemenkes dengan No. KEMENKES RI AKD 20401022883 pada 24 Desember 2020 lalu untuk membantu Pemerintah dalam penanganan Covid-19 melalui deteksi cepat.
GeNose adalah alat skrining cepat sebagai komplemen tes PCR untuk mendeteksi Covid-19, namun penggunaannya belum dapat menggantikan fungsi PCR yang menjadi gold standard test Covid-19, disebabkan fungsinya untuk skrining cepat berbeda dengan tes antigen atau swab yang berfungsi untuk mendeteksi Covid-19.
Sampel hembusan nafas pasien yang diambil dengan menggunakan GeNose, apabila hasilnya positif tetap harus divalidasi dengan menggunakan uji standar swab PCR Test.
"GeNose merupakan teknologi baru yang merupakan bentuk inovasi dalam dunia kesehatan. Kami telah memberikan izin, selanjutnya adalah pengawasan bagaimana ini bisa dipertanggungjawabkan secara praktis," ujar Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono melalui webinar GeNose C19 - Inovasi Teknologi Alat Kesehatan Anak Bangsa pada Jumat (15/1/2020).
Sementara itu, biaya tes dengan GeNose jauh lebih murah dibandingkan tes lainnya. Kuwat mengatakan harganya sekitar Rp 15.000-Rp 25.000. Sementara itu satu unit GeNose diperkirakan dijual sekitar Rp 40 juta.
Alat tersebut mampu melakukan sekitar 120 kali pemeriksaan per hari, dengan estimasi per pemeriksaan 3 menit selama 6 jam. Selain itu, pengambilan sampel tes berupa embusan napas juga dinilai lebih nyaman, ketimbang menggunakan metode usap atau swab.[okezone.com]