Harta yang kita miliki hanyalah titipan berupa amanah yang harus dipegang dan dijalankan menurut ketentuan hukum yang berlaku.
Harta adalah segala sesuatu yang dapat dikumpulkan dan dapat disimpan, sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik.
Harta adalah segala sesuatu yang dapat dikumpulkan dan dapat disimpan, sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik.
Allah ciptakan langit dan seisinya berupa air, udara, tumbuh-tumbuhan, hewan ternak dan harta benda lainnya sebagai sarana dan prasarana kehidupan manusia yang diciptakan Allah SWT.
Sebagaimana dalam surah Al-Baqarah ayat 29 yang artinya ”Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan, dia Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Status harta yang kita miliki
Harta sebagai amanah, yaitu titipan dari Allah SWT. Manusia hanyalah pemegang amanah karena memang tidak mampu mengadakan benda dari tiada. Manusia hanya mampu mengubah suatu bentuk ke bentuk yang lain.
Sebagaimana dalam surah Al-Baqarah ayat 29 yang artinya ”Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan, dia Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Status harta yang kita miliki
Harta sebagai amanah, yaitu titipan dari Allah SWT. Manusia hanyalah pemegang amanah karena memang tidak mampu mengadakan benda dari tiada. Manusia hanya mampu mengubah suatu bentuk ke bentuk yang lain.
Harta sebagai perhiasan, yang memungkinkan manusia bisa menikmatinya dengan baik dan tidak berlebihan. Manusia memiliki kecenderungan yang kuat untuk memiliki, menguasai dan menikmati harta.
Firman-Nya, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali Imran : 14).
Sebagai perhiasan hidup, harta sering menyebabkan keangkuhan, kesombongan serta kebanggaan diri.
Harta sebagai ujian keimanan, terutama soal menyangkut mendapatkan dan memanfaatkannya. Apakah sesuai dengan ajaran Islam atau tidak?
Harta sebagai bekal ibadah, yakni untuk melaksanakan perintah-Nya dan melaksanakan muamalah diantara sesama manusia, melalui kegiatan zakat, infak dan sedekah.
Manusia diciptakan Allah semata-mata tak hanya menikmati seisi dunia ini, namun dapat memanfaatkan dengan baik bentuk harta yang dimiliki.
Seseorang dapat kita pandang lebih kaya dari orang lain pula, apabila kita mengukur kekayaan yang dimiliki di dunia berupa harta benda. Dengan cara penggunaan harta yang dimiliki manusia itu mampu untuk menunaikan kewajibannya maka akan selamat di akhirat.
Apabila harta yang dimiliki untuk menjadikan orang itu sombong dengan memamerkan hartanya maka celakalah di akhirat.