v Zainul Yasni, Perjaka Kelahiran Wanasaba (Ntb) Yang Berprestasi Di Luar Negeri


Berita ini dikutip dari situs resmi koran ternama di Lombok yaitu “Radar Lombok“. Bagi masyarakat Lombok, mungkin sudah tidak absurd lagi dengan media cetak yang satu ini, alasannya ialah hampir semua kantor, instansi, dan sekolah-sekolah di Lombok sudah berlangganan dengan media cetak dari “Radar Lombok”


Pada suatu hari saya melihat sebuah isu yang dishare di salah satu grup diskusi  facebook yang bernama “Forum Dialog Peduli Lombok Timur”. Berita itu sangat menghebohkan bagi para komunitas grup, tak terkecuali saya sendiri. Berita itu sangat heboh bukan alasannya ialah ada kasus ataupun isu yang tidak menyenangkan, melainkan suatu prestasi yang sudah diukir oleh salah satu warga Lombok Timur yang berkelahiran Desa Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Yakni prestasi yang diraih sangat luar bisa yaitu bisa melanjutkan S2 di luar Negeri dengan mendapatkan beasiswa. Setelah mengalami banyak sekali kegagalan namun semangatnya yang pantang mengalah patut untuk diacungi jempol, sehingga beliau layak mendapatkan prestasi besar ini. Berikut kutipan beritanya.

Zainul Yasni, Pemuda Kelahiran Wanasaba (NTB) yang Berprestasi di Luar Negeri



Berita ini dikutip dari situs resmi koran ternama di Lombok yaitu  v Zainul Yasni, Pemuda Kelahiran Wanasaba (NTB) yang  Berprestasi di Luar Negeri

BOKSPENGHARGAAN : Zainul Yasni dikala mendapatkan penghargaan dari Pro Vice Chancellor of Queen’s University Belfast, Professor Tony Galleghor sebagai Inspiring Leader Award belum usang ini.


Pernah Delapan Kali Mengalami Kegagalan


Zainul Yasni menerangkan usaha tanpa mengalah akan membuahkan hasil. Kini, beliau menimba ilmu di Queen�s University Belfast, United Kingdom alasannya ialah kemampuan  dan kegigihannya itu. Banyak rintangan yang harus dilalui sebelum ia berhasil menginjakkan kaki melanjutkan pendidikan ke tanah Eropa.


Pemuda kelahiran Wanasaba Lombok Timur, 13 Maret 1990 itu dikenal pandai  semenjak menempuh pendidikan di SDN 1 Tembek Putik 2002 silam. Ia semakin memperlihatkan kelebihannya di MTs Mualimin NW Pancor dan MA Hamzanwadi Pancor. Ia kemudian melanjutkan kuliahnya  di STKIP Hamzanwadi  Pancor. Ia menjadi lebih matang sesudah begulat dengan banyak sekali organisasi kemahasiswaan ibarat Himpunan Mahasiswa Nahdhatul Wathan (HIMMAH), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).


Dengan kemampuan yang dimilikinya, tidak sulit bagi seorang Yasni menjadi mahasiswa sekaligus guru di SDN 3 Tembeng Putik. Ia menjadi guru mata pelajaran Bahasa Inggris, padahal kuliahnya saja mengambil jurusan Pendidikan Guru SD (PGSD).


 Putra  zhadsfia  yang  seorang pensiunan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan  Rusnan ialah Kepala PAUD di Tembeng Putik ini, tidak ingin menyia-nyiakan kelebihan yang dimilikinya. Ia pun bertekad untuk terus melanjutkan pendidikan mengejar gelar S2 sesudah wisuda 2013 kemudian di STKIP Hamzanwadi Selong. �Sejak kecil saya bermimpi ingin kuliah di Eropa, kata orang pendidikan disana jauh lebih hebat,� tutur Yasni kepada Radar Lombok, Selasa malam (1/3).


 Namun ia sadar dengan keuangan orangtuanya, hal yang tidak mungkin bisa membiayai pendidikannya hingga luar negeri. Untuk menuntaskan pendidikan S1 saja di kampus lokal cukup memberatkan ayahnya yang hanya pensiunan PNS. Selepas bergelar S1, Yasni tidak berpikir untuk bekerja apa dan mengabdi dimana. Dalam otaknya haruslah bisa melanjutkan pendidikan ke luar negeri ibarat mimpinya semenjak kecil. �Saya mulai cari informasi kesana-kemari, terutama beasiswa. Karena hanya dengan beasiswa saya bisa melanjutkan pendidikan,� ucapnya.


 Yasni mulai mencari semua informasi wacana beasiswa di internet, bertanya ke semua orang-orang yang dikenalnya. Berbagai jenis beasiswa diikuti baik itu untuk dalam negeri maupun luar negeri. Usaha pertamanya merebut beasiswa gagal total.


Semangat melanjutkan pendidikan menciptakan wisudawan terbaik STKIP tersebut tidak patah semangat. Ia meyakini bahwa kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda. Yasni mencoba jenis beasiswa lainnya, tapi nasib baik belum berpihak alasannya ialah ia juga gagal untuk kedua kalinya.


Teman satu angkatannya sedang sibuk menyiapkan lamaran kerja ke sekolah-sekolah untuk mengabdi menjadi guru. Tetapi Yasni tidak perduli, ia tidak bosan mencari peluang beasiswa semoga bisa melanjutkan study. �Kata orang yang ketiga kalinya kemungkinan berhasil, saya coba lagi ikut beasiswa tapi subhanallah saya kembali mendapatkan penolakan,� dongeng laki-laki yang baru-baru ini mendapatkan penghargaan sebagai Inspiring Leaders itu.


 Harapannya mulai sirna, semangat untuk melanjutkan study menjadi pupus. Ia mulai mencicipi ketakutan untuk mencoba lagi, takut gagal dan takut harapannya hilang. Pencarian beasiswa pun sempat dilarang dan ia menjalani hidup normal meski penuh derita.


Saat-saat itulah keluarganya terutama orangtua yang mengenal Yasni mulai angkat suara. Ibunya yang selalu menawarkan dorongan semoga tidak pernah patah semangat. Begitu juga dengan sang ayah yang turut duka dengan kegagalan anaknya.


 Setelah mendengarkan banyak nasehat, Yasni kembali ingin mewujudkan mimpinya. Pencarian beasiswa kembali dilanjutkan, kali ini diiringi dengan do�a restu sang bunda juga. Ia kemudian ikut mendaftar pada sebuah forum beasiswa, sayangnya lagi mengalami kegagalan.


Tanpa putus asa, laki-laki yang kerap menjadi motivator mahasiswa itu tidak bosan mengikuti seleksi penerimaan beasiswa untuk kelima kalinya, keenam kali, ketujuh kali dan kedelapan kalinya. Namun semua usaha yang dilakukan mengalami kegagalan, sudah delapan kali Yasni mencoba dan delapan kali pula mendapatkan kegagalan.


 Baru tahun 2014 Yasni mendapatkan informasi beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Afirmasi Kementerian Keuangan RI. �Pertengahan 2014 saya dinyatakan lulus dan akan mulai berangkat study tahun 2015, disana kebahagiaan itu saya rasakan. Mendapatkan sesuatu dengan susah payah sangatlah nikmat,� ujarnya.


Dari kerja keras jerih payahnya yang tak mengenal putus asa, Zainul Yasni balasannya berhasil melanjutkan study mengambil Science in Educational Leadership di Queen�s University Belfast, United Kingdom. Semuanya ditanggung mulai dari visa, tiket keberangkatan, biaya buku, asuransi, biaya registrasi dan SPP hingga selesai hingga biaya hidup bulanan ditanggung penuh.


 Ia menyadari tidak gampang mendapatkan keistimewaan itu, karenanya di kampusnya dikala ini Yasni hanya memikirkan berguru dan menorehkan prestasi sebaik mungkin.  Ia berhasil mewakili Indonesia dan bersaing dengan 600 orang dari banyak sekali negara untuk bersaing dalam Inspiring Leader Award. Dan Zainul Yasni,  keluar menjadi yang terbaik. Yasni dipercaya   menjadi Ketua Umum  Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Belfast.(*)



Semoga dongeng dari salah satu putra terbaik di Lombok ini bisa menawarkan motivasi dan ilham bagi kita semua, khususnya bagi masayarakat Lombok semoga bisa menggandakan kesuksesan dari Zainul Yasni.


Sumber : http://radarlombok.co.id



Sumber https://wirahadie.com