Ibarat buah jatuh tak jauh dari pohon. Demikianlah Damar. Dia tumbuh sebagai cowok cerdas sebagaimana sang ayah. Jika Dono dikenal cerdas di bidang sosial, maka Damar ahli di bidang teknik.
Semasa hidup, Dono memang dikenal sosok yang cerdas dalam setiap lawakan. Menyampaikan kritik sosial melalui lelucon. Selain komedian, Dono juga seorang dosen Sosiologi di Universitas Indonesia.
Sementara, Damar yakni sarjana Teknik Nuklir. Dia lulusan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Masuk pada 2004, lulus lima tahun kemudian.
Pada 2010, anak ke dua dari tiga bersaudara ini hijrah ke Swiss. Dia meneruskan kuliah, mengambil jadwal master di bidang Teknik Nuklir. Jurusan yang sudah usang ia geluti.
Di Swiss, Damar berguru di Institut Teknologi Federal di Zurich (ETHZ) dan Institut Teknologi Federal di Lausanne (EPFL). Kedua kampus ini membentuk domain Institut Teknologi Konfederasi Swiss (ETH).
Kampus ini sangat kondang di dunia. Dari kedua universitas itu lahir orang-orang besar. Peraih nobel dunia. Sebut saja Albert Einstein. Manusia jenius ini merupakan lulusan sekaligus profesor di ETHZ.
Dan pada 2012 silam, Damar merengkuh gelar master di bidang Teknik Nuklir dari kedua kamps itu, ETHZ dan EPFL. Kini, Damar melanjutkan pendidikan. Dia menempuh jadwal Doktoral di EPFL.
Tentu ini merupakan sebuah pencapaian luar biasa. Yang sudah barang tentu tak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Selamat berjuang, agar ilmu Anda bermanfaat untuk masyarakat!
Sumber https://wirahadie.com