v Cerita On Mipa: Sanggup Emas Berkat Soal Buatan Sendiri :)

Kisah ON MIPA



Tiga tahun yang lalu, dengan ditemani secangkir kopi, ia berusaha membaca buku fisika yang gres dibelinya. Matanya tak lepas dari buku ihwal integral dan persamaan differensial. Coretan soal yang ia buat berhasil ia jawab dengan sabar dan teliti. Libur panjang usai lulus Sekolah Menengan Atas memang dijadikan kesempatan bagi Muhammad Taufiqi untuk mengasah kemampuan otaknya. Sebuah pengalaman yang ternyata mengantarkannya meraih medali emas Olimpiade Nasional MIPA (ONMIPA) 2013.

Dapat Emas Berkat Soal Buatan Sendiri


Walaupun sedikit gugup, laki-laki yang dekat disapa Fiqi ini berusaha tetap fokus untuk mengerjakan soal seleksi tingkat nasional ONMIPA 2013. Kompetisi yang berlangsung semenjak Rabu (29/5) hingga Sabtu (1/6) tersebut diselenggarakan di Hotel Inna Garuda Yogyakarta. Seulas senyum menghiasi wajah Fiqi ketika melihat salah satu soal yang keluar persis dengan soal yang pernah ia buat dulu.

''Saya benar-benar tidak menyangka soalnya bisa sama persis dengan soal yang saya buat waktu liburan sesudah lulus dari SMA,'' ujar laki-laki asal Pasuruan ini. Dari 16 soal yang terdiri dari empat sesi, Fiqi berhasil menuntaskan kurang lebih delapan soal. Menurutnya, soal yang diberikan relatif lebih gampang dari ONMIPA tahun sebelumnya. Meski begitu, tetap saja tiap satu soal menciptakan Fiqi menghabiskan hingga tiga lembar jawaban.

Tanpa disangka, Fiqi pun merupakan satu-satunya perwakilan dari ITS yang mendapatkan medali emas dengan mengumpulkan sebanyak 48 poin. ''Dari semua soal yang bisa saya kerjakan, Alhamdulillah hampir benar semua,'' imbuh mahasiswa Jurusan Fisika angkatan 2010 ini. Kepala pusing pun sempat ia rasakan tatkala mengerjakan soal. Hal tersebut disebabkan lantaran sehari sebelum seleksi tingkat nasional ONMIPA berlangsung, Fiqi sempat begadang. Namun dengan sigap Fiqi pun bisa melibas habis soal olimpiade yang dilaksanakan dalam dua sesi tiap harinya tersebut.

Perjuangan Fiqi untuk mengikuti kompetisi tersebut terperinci tidak main-main. Pasalnya, semenjak awal Fiqi memang menargetkan biar mendapatkan medali emas di ONMIPA 2013 ini. Untuk itu, ia pun rela berguru mati-matian selama dua bulan menjelang kompetensi bergengsi tersebut. Buku soal ONMIPA pun dikerjakannya hingga habis. Bahkan dalam waktu satu hari ia sanggup menghabiskan empat buah buku soal olimpiade.

Keseriusannya untuk mengikuti kompetisi tersebut hingga membuatnya tidak bisa tidur nyenyak selama dua bulan. Ia mengaku mengalami mimpi jelek lantaran terlalu banyak memikirkan kompetisi skala nasional tersebut dan berharap bisa membawa pulang medali emas. ''Mulai dari ONMIPA yang gagal diselenggarakan hingga pernah mimpi kalah ketika ikut ONMIPA. Untungnya kenyataan berkata lain,'' urainya.

Kesukaannya pada pelajaran Fisika pun telah dirasakannya semenjak dingklik sekolah dasar. Ia menceritakan bahwa awalnya ia mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) IPA. Ketika menginjak SMP ia mulai fokus untuk ikut OSN Fisika. Begitu pula Sekolah Menengan Atas hingga alhasil ia sanggup lolos di tingkat provinsi.

Menurutnya seleksi yang diadakan di ITS cukup ketat di tahun ini. Pasalnya, dari ratusan orang di ITS yang mendaftar hanya diambil 60 orang untuk mengikuti seleksi di tingkat ITS. Setelah itu tujuh orang tiap bidang pun dipilih untuk mengikuti seleksi tingkat propinsi di kawasan Batu. Dari hasil seleksi yang diadakan di Batu tersebut, hanya sepuluh orang yang alhasil berangkat ke Yogyakarta untuk mengikuti ONMIPA 2013.

Empat dari bidang fisika, tiga dari bidang matematika, dan tiga yang mewakili ITS untuk bidang kimia. Fiqi menambahkan bahwa training ONMIPA tahun ini pun jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan lantaran adanya pembimbingan dengan dosen dua ahad awal sebelum seleksi tingkat Institut. ''Berbeda dengan institut lain yang mahasiswanya benar-benar dilepas terkain ONMIPA ini. Walaupun begitu sesudah lolos kami juga berguru sendiri,'' papar mahasiswa yang juga pernah menjadi juara ketiga di Olimpiade Sains Terapan Nasional (OSTN) Yogyakarta 2012.

Menurut Fiqi, menjadi mahasiswa harus bisa mengambil risiko. Termasuk ketika ia nekat berangkat ikut olimpiade meski waktunya mepet dengan Ujian Akhir Semester. Setelah berhasil mendapatkan medali emas di ajang ONMIPA, Fiqi diundang oleh Koordinasi PTS (Kopertis) wilayah VII Jawa Timur untuk mendapatkan piagam penghargaan. Pemberian penghargaan tersebut dilakukan ketika upacara peringatan HUT RI ke-68, pada Sabtu (17/8).

Dengan bahagia hati Fiqi menjelaskan tips berguru yang ia lakukan hingga bisa menjuarai beberapa perlombaan. Menurutnya, ketika berguru yang harus dilakukan ialah benar-benar mencicipi dan membayangkan hal yang dipelajari. Terutama untuk bidang fisika. ''Dengan begitu, setiap detail citra dari hal yang dipelajari sanggup terbayang dan pelajaran pun sanggup dipahami dengan mudah,'' terangnya. (ITS.AC.ID)
Sumber http://www.tomatalikuang.com