Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran
Disarikan Oleh: Sri Hendrawati

Metode ceramah

Ceramah merupakan metode yang paling umum digunakan dalam proses pembelajaran berupa interaksi melalui penuturan lisan dari  pembelajar  kepada pebelajar.  Pembelajar menyajikan bahan melalui penuturan atau penjelasan lisan sacara langsung pada pebelajar mengenai sesuatu topik. Persiapan pada penerapan
metode ceramah :
  • Rumuskan tujuan instruksional (TIU dan TIK) dari materi,
  • Buat garis besar bahan yang akan diceramahkan, minimal berupa catatan kecil yang dijadikan pegangan pembelajar sewaktu berceramah,
  • Kuasai  dengan baik materi yang tercakup dalam TIK tersebut, plus segenap variasinya,
  • Jika  ada variasi dengan metode perlu dipikirkan apa yang akan disampaikan me!alui ceramah dan apa yang akan disampaikan dengan metode lainnya,
  • Siapkan media pembelajaran dengan baik yang dipandang sangat tepat untuk menunjang percepatan peman pebelajar terhadap materi.
Hal yang perlu diperhatikan :
  • Pembelajar  menjadi satu-satunya pusat perhatian karena itu sebelum berceramah perlu koreksi diri seperti, pakaian, gerak-gerik, gaya, dan sebagainya. Jangan melakukan gerakan-gerakan yang aneh dan mengundang keributan,
  • Tunjukkan  apa yang ingin dicapai dari ceramah ini, mulai dari yang umum menuju ke yang khusus, dari yang sederhana ke yang rumit,
  • Sampaikan garis besar bahan ajar, secara lisan ataupun yang tertulis,
  • Hubungkan materi pelajaran dengan pengalaman pebelajar,
  • Berikan  contoh-contoh ataupun ilustrasi yang mudah dipahami  pebelajar mengenai hal yang sulit,
  • Sesekali perlu humor,
  • Arahkan perhatian pada seluruh pebelajar,
  • Suara  bervariasi dengan penekanan-penekanan pada tempatnya dan hindari monotonus.
Metode Tanya Jawab

Tanya jawab dapat bersifat timbal-balik (dari pembelajar ataupun pebelajar) demi pencapaian tujuan pembelajaran. Pertanyaan dari  pembelajar  disesuaikan dengan kemampuan pebelajar demi pencapaian tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran ini tujuan utamanya melatih pebelajar untuk melatih pebelajar untuk mendengarkan dengan baik, menangkap dan merespon persoalan dengan tepat (belajar berpikir).
Jenis pertanyaan : tingkat sedernana dan kompleks (higher order questioning).

Kriteria pertanyaan:
  • Ringkas dan jelas sesuai dengan kemampuan berpikir pebelajar
  • Memberi acuan, yaitu uraian singkat tentang apa yang ditanyakan disusul dengan pertanyaannya
  • Menggiring dan memusatkan jawaban pada jawaban yang benar (metode Socratis) 
Metode Demonstrasi

Metode ini termasuk metode yang paling sederhana dibanding dengan metode lainnya.  Pembelajar  mendemonstrasikan/  memperlihatkan suatu proses, peristiwa, cara kerja suatu alat dan lain-lain kepada pebelajar. Agar efektif perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
  • Buat  perencanan yang matang sebelum pembelajaran dimulai,  utamanya persiapkan fasilitas yang akan digunakan,
  • Rumuskan  tujuan pembelajaran dan pilihlah materi yang tepat untuk didemonstrasikan,
  • Tetapkan apakah demonstrasi yang dimaksud akan dilakukan oleh pembelajar ataukah oleh pebelajar, ataukah oleh pembelajar kemudian diikuti pebelajar,
  • Buat garis besar langkah-langkah demonstrasi,
  • Ciptakan suasana yang tenang dan menarik,
  • Upayakan partisipasi aktif dari se!uruh pebelajar,
  • Lakukan evaluasi tentang efektifitas proses dan hasilnya,
  • Untuk mengetahui hasilnya berikan tugas pada pebelajar. 
Metode Penemuan (discovery/inquiry)

Discovery ; menemukan jawaban berdasar acuan yang telah ada. Inquiry ; penemuan sesuatu secara orisinil dan mandiri ( tanpa mengikuti acuan yang ada). Dalam metode ini dikenal dengan apa yang disebut five steps of thinking (John Dewey): Metode ini juga sering disebut metode pemecahan masalah, intinya :
  • Merumuskan masalah,
  • Menernukan beberapa alternative pemecahan,
  • Memilih alternative yang terbaik,
  • Mencoba memecahkon masalah dengan alternative pilihan,
  • Mengevaluasi hasilnya dan melakukan balikan,  
Metode karya wisata

Metode ini juga biasa disebut metode proyek. Intinya :
  • Merancang sebuah perjalanan wisata,
  • Mengidentifikasi dan menetapkan obyek observasi,
  • Menetapkan rancangan observasi,
  • Mencatat/membuat rekaman proses dan hasil observasi,
  • Melaporkan dan mendiskusikan hasil observasi (di kelas),
  • Membuat kesimpulan.
Metode pemberian tugas resitasi

Metode ini merupakan cara penyajian materi pelajaran dengan jalan pembelajar  memberikan tugas kepada pebelaiar secara individual ataupun kelompok untuk dikerjakan dikelas ataupun di rumah. Hasilnya dikoreksi oleh pembelajar ataupun oleh pebelajar bersama sama dikelas. Yang perlu diperhatikan :
  • Tugas  direncanakan  secara jelas dan sistematis terutama tujuannya dan cara mengerjakannya,
  • Hal  tersebut perlu dikomunikasikan kepada pebelajar sehingga mereka merni dengan baik,
  • Untuk jenis tugas kelompok diupayakan agar onggota kelompok terlibat secara aktif dalam penyelesaian tugas terutama Jika tugas harus dikerjakan di luar kelas),
  • Pembelajar  perlu mengontrol proses penyelesaian tugas, utamanya jika di dalam kelas pembelajar berkeliling memberi bimbingan dan motivasi,
  • Hasil di evaluasi dengan memperhatikan bukan saja hasiInya melainkan juga prosesnya. 
Metode diskusi

Diskusi diartikan sebagai percakapan resiprokal (pertanyaan dan jawaban timbal balik) seputar permasalahan yang ingin dipecahkan.Hal yang perlu diperhatikan:
  • Rumuskan  tujuan dan masalah yang dijadikan topic diskusi (sesuai dengan materi kurkulum),
  • Siapkan prasarana dan sarana yang diperlukan untuk diskusi,
  • Tetapkanlah  peran  pebelajar  dalam diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilakukan,
  • Berikan pengarahan kepada pebelajar secukupnya agar mereka melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan diskusi,
  • Ciptakan suasana vang kondusif sehingga pebelajar terdorong mengemukakan pendapat secara bebas terarah pada pemecahan masalah,
  • Berikan  kesempatan secara merata kepada pebelajar agar diskusi tidak didominasi oleh beberapa orang saja,
  • Penyelenggaraan diskusi sesuaikan dengan waktu yang disediakan
  • Pembelajar  seyogyanya berperan sebagai pembimbing, fasilitator, motifator dan evaluator terhadap jalannya diskusi,   
  • Diskusi  diakhiri dengan penarikan kesimpulan dari apa yang dibicarakan, sesuai dengan topic. Seyogyanya oleh pebelajar  dibawah bimbingan pembelajar.
Metode Sosio Drama

Inti Sosio drama atau role playing adalah mempertunjukkan atau mempertontonkan peristiwa sosial. Dalam konteks ini diartikan cara menyajikan bahan pelajaran dengan cara mempertontonkan/mendramatisasikan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam hubungan sosial.  Pebelajar mendapat tugas dari pembelajar  untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung masalah dan cara pemecahannya.
Manfaat metode sosio drama:

Pebelajar  belajar mengingat, memi dan menghayati bahan yang akan didramatisasikan dalam kontek keseluruhan cerita sebagai kebulatan,
  • Pebelajar  teriatih berinisiatif dan berkreasi serta mendramatisasikan dalam pentas sesuai dengan waktu yang tersedia,  
  • Terbina bahasa yang baik, spontan dan komunikatif,  
  • Bakat  yang terpendam dapat dipupuk dan diaktualisasikan serta terbuka kemungkinan bagi pengembangannya dikemudian hari melalui kegiatan ekstrakulikuler yang kemungkinan besar bisa menjadi bekal kerja
Kelemahan metode sosio drama:
  • tidak semua pebelajar memperoleh kesempatan,  
  • banyak memakan waktu,
  • tidak semua pembelajar sanggup rnelaksanakan.
Metode kerja kelompok
Konsep dasar : Manusia adalah makhluk sosial disamping sebagai individu. Kemampuan hidup berkelompok dengan modal sosialitas perlu dikembangkan. Metode ini merupakan salah satu model pembelajaran untuk memupuk kembangkan hasrat sosial/kemampuan hidup bermasyarakat.
Belajar dengan model ini dapat mengembangkan kebutuhan tersebut. Wujudnya bisa kelas sebagai kelompok ataupun kelas dibagi atas beberapa kelompok.
Manfaatnya metode kerja kelompok:
  • membiasakan pebelajar bekerjasama, mengembangkan sikap musyawarah dan tanggung jawab bersama secara kolektif,  
  • menanamkan kesadaran tanggung jawab diri sesuai dengan status,
  • mengembangkan jiwa kompetitif yang sehat dan semangat belajar,  
  • mengembangkan jiwa kepemimpinan.  
Kelemahan metode kerja kelompok:
  • membentuk kelompok yang baik tidak mudah, baik kelompok homogen maupun yang heterogen. Pembelajar harus memiliki data yang cukup tentang sifat pebelajar,  
  • pemimpin kelompok terkadang sulit mengendalikan kemauan anggota.

Metode Latihan

Pendekatan ini yang intinya adalah drill atau training sangat cocok untuk menanamkan kebiasan-kebiasan tertentu  (habit training) seperti ketangkasan, ketepatan, keterampilan dan lain-lain dari apa yang telah dipelajari.
Manfaat metode latihan:
  • Kebiasaan yang dilatih dengan metode ini akan meningkatkan ketepatan dan kecepatan pelaksanaan sesuatu (otomatisme), yang hal ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Kelemahan metode latihan:
  • kebiasaan yang otomatis dapat menghambat perkembangan inisiatif karena pebelajar banyak dibiasakan kepada konformitas dan uniformitas,
  • menimbulkan kebosanan karena sifatnya yang monoton,  
  • membentuk kebiasaan yang kaku karena mereka terbiasa memberikan respon secara otomatis tanpa berfikir.
Cara mengatasi:
  • obyek latihan dibatasi pada hal-hal yang bersifat otomatis,  
  • latihan harus didudukkan dalam konteks dan makna yang luas
  • obyek latihan dipilih yang menarik,
  • jenis latihan disesuaikan dengan interese individual.