Manifestasi Makna Hijrah dalam Kehidupan

Penulis sengaja menulis beberapa teks pidato sebagai salah satu alat untuk latihan kemandirian peserta didik, karena dengan berpidato akan melatih mereka untuk bisa mengungkapkan isi pikirannya kedalam bentuk kata-kata yang sistematis sehingga isi pesan dapat tersampaikan dan mudah dimengerti oleh orang lain. Latihan kemandirian ini bisa dilakukan dengan melakukan latihan pidato yang dikaitkan dengan beberapa peristiwa bersejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah Islam, sehingga selain latihan kemandirian juga mengandung unsur pendidikan yang cukup kental. Berikut contoh pidato dalam rangka Tahun Baru Hijrah :

Assalamu�alaikum wr. wb
Mukoddimah
Quran surat An Nisa Ayat 100

Tiada kata yang paling utama untuk kita ungkapkan diawal kita berbicara, kecuali memanjatkan puji dan puja kepada Alloh SWT.
Sholawat beserta salam semoga selamanya tetap terlimpah dan tercurah kepada Tauladan Islam, dialah motivator handal yang mampu membangkitkan semangat hidup umatnya, dialah orang yang teguh dan pantang menyerah dalam menyebarkan ajarannya, yakni habibana wanabiyyana wamaulana Muhammad SAW. Pada kesempatan kali ini insya Alloh saya akan membawakan tema tentang manifestasi makna hijrah dalam kehidupan.
Dewan juri yang kami hormati, Hadirin rahimakumulloh.
Kurang lebih satu bulan lagi kita akan dihadapkan kepada Tahun Baru Hijriah, suatu momen yang penting dan penuh makna bagi umat Islam, karena melalui hijrah inilah kaum muslimin mulai bangkit dan mencapai kejayaannya.
Pada saat itu tergambar dengan jelas titik perjuangan dan pengorbanan Rasulullah berserta sahabat-sahabatnya untuk mempertahankan risalahnya. Dapat kita bayangkan bagaimana penderitaan yang harus ditanggung ketika di siang hari yang sangat panas dan di malam yang sangat gelap, mereka berjalan kaki, turun naik gunung yang berbatu-batu, melewati padang sahara yang gersang, dengan perbekalan seadanya mereka pantang menyerah untuk terus melanjutkan perjalanan menuju Madinah. Padahal di Makkah mereka bisa hidup nyaman dan berkecukupan. Namun semua itu dilakukan demi tegaknya agama yang agung ini, yakni agama Islam.
Hijrah merupakan langkah strategis untuk membangun basis kekuatan baru. Tidak hanya kekuatan fisik, melainkan juga kekuatan psikologis. Melalui Hijrah, Rasulullah SAW bisa membangun masyarakat baru di kota Madinah. Masyarakat yang terformulasikan dalam bentuk persaudaraan "ukhuwah" yang sangat kental antara golongan muhajirin dan anshar. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat An Nisa Ayat 100 :
Artinya :
100. Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Lalu, apa yang harus kita lakukan sebagai umat Islam, dengan adanya hentakan sejarah ini, yang senantiasa berulang di saat-saat kita memasuki tahu baru Hijriah? Apakah cukup dengan hanya mengirimkan ucapan selamat tahun baru, melalui SMS dan email? Tentu saja tidak. tetapi ada beberapa langkah penting yang harus kita lakukan dalam menyambut tahun baru hijriah :
(1) Mari kita bangkitkan kembali semangat baru untuk menyongsong tahun yang baru dengan nilai-nilai yang memancar dari relung keimanan kita yang sangat dalam.
(2) Mari kita ikuti jejak perjuangan dan pengorbanan Rasulullah beserta sahabat-sahabatnya, yang pantang meyerah dalam memperjuangkan agama Islam.
(3) Mari kita bawa spirit hijrah ini ke segala lapangan kehidupan, dalam arti pindah dari masa lalu yang kurang baik, penuh maksiat ke hari esok yang penuh dengan ketaatan kepada Allah. Tidak hanya dalam segi ibadah melainkan dalam segala lapangan kehidupan.
Dari awal sampai akhri dapat disimpulkan bahwa makna Hijrah akan selalu hidup dalam diri kita dan peristiwa sejarah yang pernah dilakukan Rasulullah itu, tidak semata kejadian biasa, melainkan menjadi sebuah manhaj, yang harus selalu direnungkan maknanya dan diamalkan ibrahnya.
Demikian uraian singkat dari saya, mohon maaf atas segala kekurangan dan kealfaan,
Kalau ada jarum yang patah, jangan kau simpan didalam peti
Kalau ada kata yang salah, jangan kau simpan di dalam hati
Burung irian burung cendrawasih, cukup sekian dan terima kasih
Bunga mawa bunga melati, itulah bunga-bungaan

Uusiikum wanafsi bitaqwallah Wassalamu�alaikum wr. Wb.